Realitasonline.id - Perkembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia terus melaju pesat, dan infrastruktur pengisian daya menjadi faktor penentu keberhasilan adopsinya.
Tahun 2025 menjadi momen penting, terutama setelah VinFast dan mitranya, V-Green, mengumumkan rencana membangun 30.000 stasiun pengisian di seluruh Indonesia.
Langkah ini diharapkan mampu mengakselerasi target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kendaraan listrik global.
Baca Juga: IIMS 2025, Parade Mobil Listrik Baru BYD Sealion 7, VinFast VF 3, Jaecoo J5 EV & SUV Hybrid Chery
Rencana Ambisius VinFast & V-Green
VinFast, produsen kendaraan listrik asal Vietnam, tidak hanya memperluas pasar mobilnya di Indonesia, tetapi juga berinvestasi pada infrastruktur. Bersama V-Green, mereka merencanakan pembangunan jaringan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang menjangkau kota besar hingga wilayah pelosok.
Jaringan ini akan mencakup berbagai tipe charger, mulai dari AC slow charging hingga DC fast charging yang mampu mengisi baterai hingga 80% dalam waktu 30–40 menit. Keberadaan infrastruktur ini diharapkan mengatasi kekhawatiran konsumen tentang jarak tempuh dan ketersediaan titik pengisian.
Peluang Indonesia Sebagai Pusat EV Global
Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi hub kendaraan listrik dunia. Selain pasar domestik yang besar, negara ini juga memiliki cadangan nikel melimpah, bahan baku utama pembuatan baterai.
Baca Juga: Peran Crossover dalam Menyempurnakan Audio Mobil
Dengan dukungan infrastruktur pengisian yang memadai, Indonesia bisa menarik investasi dari produsen global dan memperluas ekspor EV.
Rencana 30.000 charger bukan hanya proyek bisnis, tetapi juga strategi nasional untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik.
Tantangan di Lapangan
Meski prospeknya cerah, pengembangan infrastruktur charger EV di Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan:
1. Distribusi Listrik
Tidak semua daerah memiliki pasokan listrik stabil. Pembangunan SPKLU harus disertai peningkatan kapasitas jaringan listrik.
2. Biaya Investasi
Membangun stasiun pengisian, terutama fast charger, membutuhkan investasi besar. Model bisnis yang berkelanjutan harus dipikirkan agar infrastruktur ini tidak terbengkalai.