Truk ringan umumnya menggunakan mesin diesel yang lebih irit untuk jarak tempuh jauh dengan muatan berat. Rata-rata konsumsi BBM truk ringan sekitar 10–12 km/liter.
Pick-up biasanya menggunakan mesin bensin dengan konsumsi BBM 12–15 km/liter. Pick-up lebih irit ketika digunakan di perkotaan dengan rute pendek dan lalu lintas padat.
Kesimpulannya, pick-up lebih hemat untuk operasional jarak dekat, sedangkan truk ringan lebih efisien untuk perjalanan panjang dengan muatan besar.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Mobil Hybrid Terjangkau di Indonesia: Hemat BBM dan Ramah Lingkungan
3. Manuver di Jalan Kota
Kepadatan lalu lintas dan jalanan sempit di perkotaan menuntut kendaraan yang lincah dan mudah dikendalikan.
Pick-up unggul dalam hal manuver. Dimensi yang lebih kecil membuatnya mudah masuk ke gang sempit, parkir di area terbatas, dan melintasi jalan padat.
Truk ringan, meski memiliki kapasitas lebih besar, terkadang kurang fleksibel di jalanan kota. Dimensinya yang besar membuatnya butuh ruang ekstra saat bermanuver.
Jika mobilitas bisnis Anda lebih banyak di area perkotaan dengan jalan kecil, pick-up lebih efektif.
4. Biaya Operasional dan Perawatan
Pick-up umumnya memiliki biaya operasional lebih rendah. Harga suku cadang relatif murah, dan perawatan bisa dilakukan di hampir semua bengkel umum.
Truk ringan memang lebih mahal dalam hal pembelian awal dan perawatan. Namun, daya tahan mesin diesel yang kuat membuat truk ringan unggul untuk jangka panjang, terutama bagi bisnis dengan intensitas penggunaan tinggi.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Mobil Hybrid Terjangkau di Indonesia: Hemat BBM dan Ramah Lingkungan
5. Kesesuaian dengan Jenis Usaha