Realitasonline.id | Rotasi ban mobil adalah salah satu bentuk perawatan yang sering kali diabaikan oleh pemilik kendaraan, padahal dampaknya sangat signifikan terhadap umur pakai ban, kenyamanan berkendara, dan efisiensi biaya jangka panjang. Proses ini bukan sekadar memindahkan posisi ban dari depan ke belakang atau sebaliknya, melainkan strategi teknis untuk memastikan keausan ban terjadi secara merata. Tanpa rotasi yang teratur, ban bisa aus secara tidak seimbang, menyebabkan performa kendaraan menurun dan bahkan membahayakan keselamatan.
Setiap ban pada mobil mengalami tekanan dan beban yang berbeda tergantung pada posisi dan gaya berkendara. Ban depan, misalnya, cenderung lebih cepat aus karena menanggung beban kemudi dan pengereman. Sementara ban belakang, terutama pada mobil berpenggerak roda depan, bisa lebih awet karena tidak terlalu aktif dalam distribusi tenaga. Jika posisi ban tidak dirotasi secara berkala, maka keausan yang tidak merata akan menyebabkan mobil terasa tidak stabil, terutama saat menikung atau melaju di kecepatan tinggi.
Baca Juga: Cara Merawat Aki Motor Listrik agar Awet dan Tidak Mudah Soak
Waktu yang tepat untuk melakukan rotasi ban biasanya ditentukan berdasarkan jarak tempuh. Sebagian besar produsen kendaraan menyarankan rotasi dilakukan setiap 8.000 hingga 10.000 kilometer. Namun, angka ini bisa berbeda tergantung pada jenis kendaraan, kondisi jalan yang sering dilalui, dan gaya mengemudi. Pengendara yang sering melintasi jalan rusak atau membawa beban berat sebaiknya melakukan rotasi lebih sering. Rotasi juga perlu dilakukan jika ditemukan tanda-tanda keausan yang tidak merata, seperti getaran saat berkendara atau suara ban yang tidak normal.
Manfaat rotasi ban tidak hanya terbatas pada perpanjangan umur ban. Ia juga berkontribusi pada efisiensi bahan bakar. Ban yang aus secara merata akan menghasilkan hambatan gulir yang lebih konsisten, sehingga mesin tidak perlu bekerja ekstra untuk mengimbangi ketidakseimbangan. Selain itu, rotasi ban membantu menjaga keseimbangan suspensi dan sistem kemudi, yang pada akhirnya memperpanjang umur komponen lain dalam kendaraan.
Dalam praktiknya, rotasi ban bisa dilakukan dengan berbagai pola, tergantung pada jenis ban dan sistem penggerak mobil. Untuk mobil berpenggerak roda depan, pola rotasi biasanya melibatkan perpindahan ban depan ke belakang secara silang. Sementara pada mobil berpenggerak roda belakang atau all-wheel drive, pola rotasi bisa lebih kompleks dan sebaiknya mengikuti panduan teknis dari pabrikan. Jika ban memiliki arah putar khusus atau ukuran berbeda antara depan dan belakang, rotasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati agar tidak mengganggu performa.
Kesadaran akan pentingnya rotasi ban seharusnya menjadi bagian dari budaya perawatan kendaraan yang bertanggung jawab. Dengan melakukan rotasi secara rutin dan tepat, pengendara tidak hanya menghemat biaya penggantian ban, tetapi juga menjaga keselamatan dan kenyamanan selama berkendara. Ban yang sehat adalah fondasi dari mobil yang stabil, dan rotasi adalah kunci agar fondasi itu tetap kokoh dalam jangka panjang.