Sebaiknya terapkan gaya berkendara yang halus dan stabil. Gunakan gigi sesuai putaran mesin (RPM) optimal, hindari menyalakan AC terus-menerus saat tidak diperlukan, dan manfaatkan momentum saat meluncur di jalan menurun.
Tips tambahan: Jika memungkinkan, atur rute perjalanan agar lebih efisien. Jalan yang macet parah atau terlalu banyak tanjakan membuat konsumsi BBM meningkat drastis.
4. Jangan Overload
Kebiasaan membawa muatan melebihi kapasitas mobil niaga bisa merusak mesin, suspensi, hingga sistem pengereman. Selain itu, beban berlebih membuat konsumsi BBM meningkat tajam.
Meski terlihat sepele, overload juga bisa berakibat buruk pada umur ban dan komponen kaki-kaki. Dalam jangka panjang, biaya perbaikan justru lebih besar dibanding keuntungan sesaat dari muatan tambahan.
Ingat, pabrikan sudah menghitung kapasitas angkut mobil niaga sesuai desainnya. Gunakan sesuai batas aman agar kendaraan lebih awet dan tetap hemat bahan bakar.
Baca Juga: Rekomendasi Mobil Pick Up Murah dan Tangguh untuk UMKM di 2025
5. Rawat Sistem Pendingin dan Rem
Mobil niaga yang bekerja keras cenderung lebih cepat panas. Karena itu, sistem pendingin (radiator) wajib dicek secara berkala agar mesin tidak overheat. Air radiator harus diganti sesuai interval dan pastikan tidak ada kebocoran pada selang atau komponen pendingin lainnya.
Selain itu, rem juga harus dirawat dengan baik. Rem yang macet atau aus membuat mesin bekerja lebih keras, sehingga boros BBM dan berisiko membahayakan keselamatan.
Merawat mobil niaga agar tetap irit BBM dan awet bukan hanya soal mesin, tetapi juga mencakup gaya berkendara, kondisi ban, hingga kebiasaan membawa muatan. Dengan perawatan yang tepat, biaya operasional bisa ditekan, umur kendaraan lebih panjang, dan usaha berjalan lebih lancar.
Bagi pelaku usaha, mobil niaga bukan sekadar kendaraan, melainkan aset bisnis. Maka, rawatlah kendaraan sebaik mungkin agar tetap produktif dan memberikan keuntungan maksimal dalam jangka panjang. (KN)
