Realitasonline.id - Mobil listrik semakin populer di Indonesia berkat efisiensi energi dan teknologi ramah lingkungannya. Namun, ada satu komponen yang paling penting sekaligus paling mahal, yaitu baterai EV.
Sama seperti mesin pada mobil bensin, baterai adalah “jantung” mobil listrik. Oleh karena itu, banyak calon pembeli bertanya: bagaimana cara merawat baterai agar awet, dan berapa biaya yang harus dikeluarkan jika baterai perlu diganti?
1. Pentingnya Perawatan Baterai EV
Baterai mobil listrik umumnya menggunakan teknologi lithium-ion, sama seperti smartphone, tetapi dalam ukuran jauh lebih besar. Fungsinya menyimpan energi listrik yang menggerakkan motor. Jika baterai rusak atau performanya menurun drastis, mobil listrik bisa kehilangan jarak tempuh secara signifikan.
Baca Juga: Komponen Suku Cadang Mobil Listrik: Apa Bedanya dengan Mobil Bensin?
Umumnya, baterai EV didesain untuk bertahan 8–10 tahun atau sekitar 1.500–2.000 siklus pengisian penuh. Namun, umur ini bisa lebih panjang jika dirawat dengan benar.
2. Cara Merawat Baterai EV agar Awet
- Hindari pengisian hingga 100% terus-menerus
Baterai lithium-ion lebih sehat jika dijaga pada level 20–80%. Mengisi penuh sesekali tidak masalah, terutama untuk perjalanan jauh, tapi jangan terlalu sering.
- Jangan biarkan baterai kosong total
Kondisi deep discharge bisa merusak sel baterai. Usahakan mobil tetap memiliki cadangan minimal 10%.
- Batasi penggunaan fast charging
Pengisian cepat memang praktis, tetapi menghasilkan panas lebih tinggi. Terlalu sering menggunakan fast charging dapat mempercepat degradasi baterai.
- Parkir di tempat teduh
Suhu ekstrem adalah musuh utama baterai. Hindari memarkir EV di bawah terik matahari dalam waktu lama.
- Ikuti update software pabrikan
Banyak produsen mobil listrik memberikan update sistem manajemen baterai (BMS) agar lebih efisien.
3. Tanda-Tanda Baterai EV Bermasalah
- Jarak tempuh berkurang drastis meskipun mobil sudah diisi penuh.