Realitasonline.id - Mitsubishi Pajero Sport dikenal sebagai salah satu SUV ladder frame populer di Indonesia, bersaing ketat dengan Toyota Fortuner. Mobil ini digemari karena desainnya gagah, mesin diesel bertenaga, serta fitur-fitur canggih. Namun, banyak calon konsumen maupun pemilik bertanya-tanya: berapa sebenarnya biaya perawatan Mitsubishi Pajero Sport?
Apakah perawatan mobil besar ini membuat kantong “menjerit”, atau justru masih wajar untuk kelasnya? Mari kita bahas rincian biaya servis, komponen yang sering diganti, hingga tips agar biaya tetap terkendali.
1. Servis Berkala: Apa yang Harus Disiapkan?
Sebagai SUV diesel modern, Pajero Sport wajib menjalani servis rutin setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali, mana yang tercapai lebih dulu. Pada servis ini, bengkel resmi akan melakukan pengecekan oli mesin, filter oli, filter udara, cairan pendingin, hingga balancing dan spooring.
Baca Juga: Pajero Sport Dakar Ultimate, Worth It Nggak Sih? Intip Teknologi Canggih dan Kenyamanan Premiumnya
- Servis 10.000 km – 20.000 km: Biaya berkisar Rp1,5 – Rp2,5 juta. Fokus pada penggantian oli mesin dan filter.
- Servis 40.000 km: Biaya naik ke Rp4 – Rp5 juta karena ada tambahan penggantian filter udara, filter solar, dan pengecekan sistem injeksi.
- Servis 80.000 km: Bisa mencapai Rp7 – Rp9 juta, karena mencakup pemeriksaan rem, suspensi, radiator, serta penggantian beberapa komponen vital.
Jika rutin dilakukan di bengkel resmi, Pajero Sport tetap terjaga performanya dan pemilik mendapat garansi layanan.
2. Komponen yang Sering Diganti dan Biayanya
Selain servis berkala, ada beberapa komponen Pajero Sport yang biasanya lebih cepat habis atau butuh perhatian ekstra:
- Kampas Rem – Usia pakai sekitar 30.000 – 40.000 km. Harga di bengkel resmi Rp2 – Rp3 juta per set, sedangkan di bengkel umum bisa lebih murah.
- Aki – Umur rata-rata 2–3 tahun. Harga sekitar Rp2 juta tergantung tipe.
- Ban – Dengan ukuran besar (18 inci), harga ban Pajero Sport berkisar Rp1,7 – Rp2,5 juta per buah.
- Filter Solar – Wajib diganti setiap 20.000 km untuk menjaga sistem injeksi. Biaya sekitar Rp600 ribu – Rp800 ribu.
