Efek IEU-CEPA terhadap Industri Komponen dan Supplier Lokal: Antara Ancaman dan Peluang Baru

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:16 WIB
 Keterangan foto: Mobil BMW (Realitasonline/ bmw.co.id)
Keterangan foto: Mobil BMW (Realitasonline/ bmw.co.id)



Realitasonline.id- IEU-CEPA membuka jalan masuk mobil Eropa tanpa tarif impor. Namun, bagaimana dampaknya bagi industri komponen dan pemasok lokal Indonesia? Simak analisis lengkap peluang dan tantangan bagi sektor pendukung otomotif nasional.
t
1. IEU-CEPA: Bukan Sekadar Soal Mobil, Tapi Soal Ekosistem

Ketika perjanjian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) resmi diberlakukan, perhatian publik langsung tertuju pada turunnya harga mobil Eropa seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Volkswagen. Namun, dibalik itu, ada sektor yang tidak kalah penting yaitu industri komponen dan supplier lokal yang selama ini menjadi tulang punggung rantai pasok otomotif nasional.

Pertanyaannya, apakah IEU-CEPA akan menguntungkan atau justru menekan produsen komponen lokal yang didominasi oleh pemasok untuk merek Jepang dan Korea?

Baca Juga: Toyota Kijang Innova Reborn 2025: Perpaduan Sempurna antara Kenyamanan, Performa, dan Keanggunan yang Menjadikannya Mobil Keluarga Idaman

2. Industri Komponen Indonesia: Masih Didominasi Merek Asia

Sampai 2024, lebih dari 75% komponen otomotif lokal Indonesia diproduksi untuk merek Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, dan Mitsubishi.Ekosistem ini berkembang berkat investasi jangka panjang sejak 1980-an yang membentuk rantai pasok kuat dari produsen baja dan plastik otomotif, hingga pemasok sistem elektronik dan interior. Sebaliknya, merek Eropa masih bergantung pada impor komponen dari negara asalnya, karena teknologi dan standarisasi kualitasnya berbeda.

Namun, dengan adanya IEU-CEPA, situasi ini berpotensi berubah drastis. Penghapusan tarif bukan hanya berlaku untuk kendaraan utuh (CBU), tetapi juga suku cadang dan komponen otomotif tertentu (CKD). Artinya, Eropa kini bisa mengirimkan komponen dengan biaya lebih rendah, dan ini bisa menggeser posisi supplier lokal yang tidak mampu bersaing dalam efisiensi atau kualitas.

3. Ancaman: Persaingan Kualitas dan Teknologi

Produsen Eropa terkenal ketat dalam standar teknis, sertifikasi ISO, dan penggunaan material ramah lingkungan (eco-compliant). Sebagian besar supplier lokal Indonesia masih berada di level Tier-2, dengan keterbatasan dalam hal riset material dan manufaktur presisi.

Baca Juga: IEU-CEPA dan Dampak Langsung pada Industri Dealer dan Servis Mobil Eropa di Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan Baru

Kondisi ini membuat banyak produsen lokal berisiko tersingkir dari rantai pasok otomotif jika tidak segera melakukan transformasi teknologi. Sebagai contoh, sistem rem, suspensi, dan modul elektronik yang digunakan pada mobil Eropa memerlukan presisi hingga 0,01 mm, sementara sebagian besar pabrik lokal masih beroperasi di level 0,05–0,1 mm.

Selain itu, regulasi baru Uni Eropa yang mengharuskan komponen bebas dari bahan kimia berbahaya (RoHS) bisa menjadi hambatan ekspor balik bagi supplier Indonesia yang belum memenuhi standar tersebut.

4. Peluang: Alih Teknologi dan Kolaborasi Produksi

Meski tampak menantang, IEU-CEPA juga membuka peluang kolaborasi industri antara Eropa dan Indonesia. Banyak prinsipal Eropa kini mempertimbangkan mendirikan fasilitas perakitan CKD di Indonesia untuk mendekatkan pasar dan memanfaatkan insentif pajak lokal. Jika hal ini terjadi, maka supplier lokal dapat masuk ke rantai pasok baru asalkan mampu meningkatkan standar produksi dan sertifikasi.

Baca Juga: Simulasi Harga Baru Mobil Eropa 2025: BMW X1, Mercedes A-Class, hingga VW Tiguan Kini Kian Terjangkau

Beberapa inisiatif positif mulai terlihat:
- BMW Group Indonesia menjajaki kerjasama dengan produsen komponen interior di Jawa Barat.

- Mercedes-Benz tengah melatih teknisi lokal untuk memenuhi standar pemasok Tier-1 global mereka.

- Volkswagen AG melalui mitra lokalnya, mempertimbangkan investasi komponen bodi dan plastik di kawasan Batang, Jawa Tengah.

Baca Juga: Langka! Honda Scoopy X Kuromi: Skutik Fashion Edisi Berdesain Unik dan Trendi

Langkah-langkah ini menandakan adanya peluang bagi supplier Indonesia untuk naik kelas dari sekadar pemasok bahan baku menjadi mitra teknologi dan manufaktur strategis.

5. Dukungan Pemerintah Jadi Kunci

Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam memastikan bahwa IEU-CEPA tidak justru melemahkan industri lokal.

Melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), beberapa kebijakan strategis sudah disiapkan, antara lain:

- Program peningkatan kompetensi supplier Tier-2 dan Tier-3 melalui Industry 4.0 readiness program.

Baca Juga: Toyota Kijang Innova Reborn: Kenyamanan, Keamanan, dan Kepercayaan dalam Satu Kendaraan

- Insentif pajak investasi untuk produsen yang melakukan transfer teknologi dari mitra Eropa.

- Fasilitasi sertifikasi internasional (ISO, RoHS, IATF 16949) bagi perusahaan lokal agar bisa memenuhi standar ekspor global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X