Ledakan Torsi Instan: Bahaya Memindahkan Tuas Matic dari 'N' ke 'D' Sambil Menginjak Gas

photo author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 16:39 WIB
One-Pedal Driving dan Regenerative Braking (Realitasonline.id / Canva)
One-Pedal Driving dan Regenerative Braking (Realitasonline.id / Canva)

Realitasonline.id | Transmisi otomatis (matik) bekerja berdasarkan tekanan hidrolik dan pergerakan clutch pack untuk menyalurkan tenaga mesin ke roda. Berbeda dengan transmisi manual yang memiliki pedal kopling untuk memutus dan menghubungkan tenaga secara bertahap, transmisi matik bekerja secara otomatis dan sangat sensitif terhadap shock load (beban kejut). Kebiasaan buruk yang sering dilakukan, terutama oleh pengemudi yang ingin "berakselerasi cepat" atau mencoba drag race, adalah memposisikan tuas di N (Netral), menginjak pedal gas dalam-dalam hingga putaran mesin (RPM) tinggi, lalu tiba-tiba memindahkan tuas ke D (Drive).

Baca Juga: Memicu Benturan Keras: Wajib Henti Total Sebelum Pindah Transmisi Matic dari 'R' ke 'D'

Tindakan ini sangat berbahaya bagi kesehatan transmisi dan berisiko tinggi menyebabkan kerusakan fatal. Ketika tuas berada di N dan pedal gas diinjak penuh, mesin menghasilkan daya dan torsi yang sangat besar, namun daya tersebut tidak disalurkan ke roda. Saat tuas mendadak dipindahkan ke D, seluruh torsi dan daya mesin yang sedang berada di RPM tinggi itu langsung "dilepaskan" secara instan ke girboks dan driveline (komponen penggerak roda).

Dampak buruk dari shock load ekstrem ini meliputi:

  1. Kerusakan Transmisi Parah (Jebol): Transmisi matik tidak dirancang untuk menerima transfer daya yang begitu mendadak dan besar. Dampak impact yang luar biasa besar ini dapat menyebabkan kerusakan fisik pada komponen vital seperti roda gigi (planetary gear set) patah, spline pada shaft aus atau terkikis, hingga clutch pack mengalami selip ekstrem dan hangus dalam sesaat. Kerusakan semacam ini hampir selalu memerlukan overhaul atau penggantian girboks total, dengan biaya yang mencapai puluhan juta rupiah.

  2. Akselerasi Tak Terduga dan Kecelakaan: Pelepasan torsi secara instan ke roda penggerak dapat menyebabkan ban berputar bebas (spin) secara mendadak, membuat mobil kehilangan traksi dan pengemudi kehilangan kendali. Risiko ini sangat tinggi jika dilakukan di permukaan jalan yang licin, berpotensi memicu mobil melompat ke depan secara tidak terduga dan menyebabkan tabrakan.

  3. Kerusakan Torque Converter: Pada transmisi matik konvensional (AT), torque converter bertugas menghaluskan transfer daya. Namun, jika dipaksa bekerja di bawah kondisi ekstrem (RPM tinggi ke D), tekanan hidrolik yang berlebihan dapat merusak komponen internal converter, mengurangi efisiensi, dan memicu panas berlebih pada oli transmisi.

Intinya, fungsi tuas N adalah untuk memutus hubungan antara mesin dan transmisi. Perpindahan ke D harus selalu dilakukan pada kondisi idle atau putaran mesin standar, dan dengan kendaraan berhenti total. Hindari kebiasaan memindahkan gigi sambil menginjak gas, sebab hal tersebut adalah jalan pintas yang cepat menuju bengkel transmisi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Rekomendasi

Terkini

X