Kebiasaan Pengendara Motor Matik yang Bikin V-Belt CVT Cepat Putus!

photo author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 20:05 WIB
CVT motor.
CVT motor.

 

Realitasonline.id | Sistem transmisi motor matik, atau yang dikenal dengan Continuously Variable Transmission (CVT), sangat bergantung pada komponen vital yang disebut V-belt. Komponen berbentuk sabuk karet ini bertugas meneruskan tenaga dari puli primer (depan) ke puli sekunder (belakang), menggantikan fungsi rantai pada motor bebek atau sport. Meskipun V-belt dirancang kuat dan memiliki masa pakai yang cukup lama, sayangnya, banyak kebiasaan buruk pengendara yang tanpa disadari justru mempercepat keausan dan bahkan memicu V-belt putus di tengah jalan, sebuah kejadian yang sangat merepotkan. Mengenali kebiasaan ini adalah kunci untuk memperpanjang usia V-belt motor matik Anda.

Baca Juga: Trik Mudah Membersihkan Karburator Motor Tanpa ke Bengkel

Kebiasaan buruk yang paling sering dilakukan adalah menarik gas secara spontan dan tiba-tiba (gaspol) saat motor baru saja dinyalakan atau saat hendak berakselerasi dari posisi berhenti. Ketika gas ditarik mendadak, V-belt harus bekerja ekstra keras untuk segera memindahkan rasio gigi, menyebabkan gesekan yang sangat tinggi dengan puli. Gesekan berlebihan ini menciptakan panas yang ekstrem, dan panas adalah musuh utama karet V-belt. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini akan membuat karet V-belt menjadi getas, retak, dan akhirnya putus sebelum waktunya. Idealnya, tarik gas secara bertahap dan halus untuk memberi kesempatan sistem CVT bekerja secara optimal dan perlahan.

Kebiasaan merusak kedua adalah menggunakan motor untuk membawa beban yang melebihi kapasitas ideal atau menggunakannya secara terus-menerus di tanjakan curam. Saat motor menanggung beban berat, seluruh komponen CVT, termasuk V-belt, harus bekerja di luar batas desain normalnya untuk menghasilkan torsi yang diperlukan. Beban berlebihan ini akan memberikan tekanan dan regangan maksimal pada V-belt, yang berisiko merusak serat-seratnya. Jika Anda sering melewati tanjakan curam, hindari menarik gas dalam-dalam secara konstan. Sesekali berhentilah sejenak untuk memberi waktu pendinginan pada sistem CVT.

Terakhir, kebiasaan yang tidak kalah fatal adalah mengabaikan jadwal penggantian V-belt. Meskipun V-belt tidak menunjukkan tanda-tanda putus, setiap pabrikan telah menetapkan batas kilometer ideal untuk penggantian (umumnya sekitar 20.000 hingga 25.000 km, tergantung jenis motor). Melebihi batas ini, meskipun V-belt terlihat baik-baik saja dari luar, serat-serat di dalamnya sudah mulai lemah dan rentan putus tanpa peringatan. Ditambah lagi, kebiasaan buruk yang disebutkan di atas, mengabaikan jadwal servis rutin ini sama saja menunggu V-belt putus di waktu yang paling tidak tepat. Dengan mengubah kebiasaan berkendara yang kasar menjadi lebih halus dan patuh pada jadwal servis, Anda dapat memastikan V-belt motor matik Anda awet dan terhindar dari mogok mendadak.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Rekomendasi

Terkini

X