Realitasonline.id- Toyota Hiace Premio adalah backbone baru dunia travel dan transport jarak jauh di Indonesia. Banyak pengusaha travel di Jawa, Bali, Sumatra, sampai Sulawesi beralih ke Hiace Premio karena karakter mesin 1GD 2.8 yang lebih efisien, lebih powerful, dan delivery torque-nya lebih enak untuk tanjakan dibanding generasi Commuter lama.
Namun, ada satu PR besar dari pengoperasian Hiace modern ini: pemilihan sparepart. Di lapangan, banyak bengkel dan toko suku cadang yang menawarkan alternatif KW dengan harga lebih murah. Tapi apakah itu layak? Dan bagian mana saja yang wajib original agar tidak bikin Hiace trouble di tengah jalan?
Pahami karakter mesin 1GD. Ini common rail turbo diesel generasi modern Toyota yang sensitif terhadap kualitas part. Banyak pemilik travel menganggap bahwa karena ini Toyota, berarti part KW juga masih bisa tahan. Padahal untuk mesin modern, toleransi sangat rapat. sparepart Toyota Hiace seperti filter solar, injector seal kit, sensor, O-ring, itu punya toleransi mikron. Salah sedikit efeknya bisa fatal.
Contoh real di lapangan:
filter solar KW. Banyak travel operator tergoda beli filter solar murah.
Secara kasat mata bentuknya sama, tapi pori filter berbeda.
Filter KW biasanya punya media filter yang tidak cukup rapat.
Hasilnya: partikel mikroskopik bisa lolos ke pompa injeksi. Dan pompa injeksi Hiace Premio bukan part murah. Sekali kena kontaminasi, biaya bisa belasan juta. Jadi untuk bagian filtrasi (filter solar, filter udara, filter oli), disarankan wajib original.
Terutama untuk turbo hose dan coolant hose. Banyak yang mengganti dengan aftermarket. Masalahnya, mesin 1GD turbo boost tinggi sehingga tekanan sistem tinggi. Selang aftermarket murah biasanya tidak tahan panas dan tekanan.
Menjalankan travel jalur pantura panas, AC full, mesin full load, turbo sering boost hose bisa meletus. Risiko mogok di jalan tinggi. Untuk area hose: pilih original atau aftermarket brand high-end (bukan KW random).
Sensor dan elektronik. sparepart Toyota Hiace untuk sensor-sensor critical seperti MAF sensor, MAP sensor, sensor temperatur EGR, sensor crankshaft, sensor camshaft, semua itu kualitasnya sensitif. Banyak KW mengaku “OEM kualitas Jepang”, padahal modul internalnya murah. Kalau sensor error, ECU akan masuk mode safe dan tenaga drop. Lagi-lagi, ini tidak worth untuk dihemat. Sensor wajib original.
Brake pad. Untuk kampas rem, masih ada fleksibilitas. Brake pad KW ada yang bagus kalau merknya kelas premium aftermarket (misalnya Bendix, Advics, Akebono). Tapi jangan pilih kampas super murah. Hiace Premio beratnya besar, load penumpang tinggi. Kampas murah akan cepat panas dan rem fading. Jika mau hemat, pilih aftermarket premium, bukan KW tanpa brand.
Baca Juga: Tips Merawat Jok Baris Kedua Alphard Supaya Tetap Premium dan Tidak Kendor
Untuk kaki-kaki. Bush arm, stabilizer link, ball joint — ini area yang banyak variasinya. Untuk bagian ini, pilihan boleh lebih fleksibel. Ada banyak aftermarket Jepang atau Thailand yang kualitasnya setara atau lebih baik dari original.
Tapi pilih brand, bukan KW tanpa merk. Kaki-kaki Hiace sering kena kerja keras di jalan Indonesia yang tidak mulus. Part yang bagus justru bisa lebih awet dari original.
Jadi garis besar pemilihan sparepart Toyota Hiace Premio:
area filter (solar, udara, oli) → wajib ori
sensor → wajib ori
turbo hose dan coolant hose → minimal OEM top-tier, jangan KW
brake pad → boleh aftermarket brand premium
kaki-kaki → boleh aftermarket premium
Kenapa harus selektif? Karena Hiace Premio bukan mobil city car. Ini armada kerja yang dipakai long run. Sekali trouble di jalan, bukan cuma capek, reputasi travel rusak.
Baca Juga: Ini 5 Alasan Toyota Hilux Cocok Untuk Jalan Rusak dan Medan Offroad