Ciri khas mobil era 90-an juga masih terasa lewat keberadaan asbak di panel pintu. Sektor bagasi menjadi salah satu nilai jual lainnya.
Baca Juga: Mobil Bekas Hyundai Stargazer Dibekali Mesin 1.500 cc, Harga Ditawarkan Mulai dari Rp200 Jutaan
Ukurannya sangat luas dan sudah dilengkapi penutup bagasi, membuatnya fungsional untuk membawa banyak barang tanpa mengorbankan kerapian kabin.
Dari sisi rasa berkendara, Opel Blazer mengusung suspensi yang empuk.
Polisi tidur dan jalan bergelombang nyaris tidak terasa. Karakter mesinnya memang tidak terlalu agresif di putaran bawah.
Baca Juga: Mobkas Toyota Innova G Diesel 2022: Mobil “Sejuta Umat” yang Tetap Jadi Primadona, Review Singkat
Torsi besar yang dimiliki tidak langsung terasa instan, namun justru lebih optimal di putaran atas.
Setir terasa ringan, sehingga nyaman untuk digunakan harian. Visibilitas juga masih tergolong baik, meski kaca depan terlihat relatif kecil.
Namun desainnya yang melengkung membantu menjaga pandangan tetap luas.
Baca Juga: Perbandingan Pajero Sport vs Fortuner 2025: Fitur Keselamatan dan Performanya Mana yang Lebih Baik?
Baca Juga: Modifikasi Menarik: Isuzu Panther Kotak New Hi-Grade 1999 Tampil Original, Dilapisi Warna UnikSoal konsumsi bahan bakar, Opel Blazer kerap mendapat stigma boros.
Namun dalam praktiknya, konsumsi BBM mobil ini masih sebanding dengan Toyota Kijang bermesin lebih kecil.
Angka konsumsi sekitar 1:7 hingga 1:8 di dalam kota masih cukup realistis.
Baca Juga: Opel Blazer: SUV Overkill di Zamannya, Desain yang Terlalu Amerika dengan Lampu Kotak dan Gril Besar
Bahkan jika dibandingkan, Nissan Terrano justru tercatat lebih boros. Tidak sedikit yang berpendapat, seandainya Opel Blazer saat itu dibekali mesin diesel seperti Isuzu Panther.