otomotif

Konversi Mobil Bensin ke Listrik, Apakah Tren Ini Akan Meledak di 2025?

Senin, 9 Desember 2024 | 08:34 WIB
Mobil Bensin dan Mobil Listrik (Realitasonline.id/ Canva)


Realitasonline.id | Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap kendaraan listrik (EV) semakin meningkat, didorong oleh kesadaran akan lingkungan dan perkembangan teknologi. Salah satu tren yang kini mencuri perhatian adalah konversi mobil bensin ke listrik.


Dengan meningkatnya harga bahan bakar dan dorongan untuk mengurangi emisi karbon, banyak pemilik kendaraan mulai mempertimbangkan konversi ini sebagai alternatif yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Namun, apakah tren ini akan benar-benar meledak di tahun 2025?

Mengapa Konversi Mobil Listrik Menarik?


1. Biaya Operasional yang Lebih Rendah
Kendaraan listrik dikenal memiliki biaya operasional yang jauh lebih murah dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Pengisian daya listrik lebih hemat dibandingkan mengisi bahan bakar, dan EV memiliki komponen yang lebih sedikit sehingga biaya perawatan lebih rendah.

Baca Juga: Motor Listrik Vs Skuter Konvensional, Mana yang Lebih Praktis di Perkotaan?

 

2. Dukungan Regulasi Pemerintah
Di banyak negara, pemerintah memberikan insentif untuk konversi kendaraan bensin ke listrik, seperti subsidi, keringanan pajak, atau penghapusan biaya registrasi ulang. Kebijakan ini bertujuan untuk mempercepat transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan.

3. Peluang Menyulap Mobil Klasik
Salah satu daya tarik utama konversi adalah kemampuannya untuk menghidupkan kembali mobil-mobil klasik yang sering terkendala dengan emisi dan konsumsi bahan bakar. Dengan mengganti mesin bensin dengan motor listrik, mobil klasik dapat tetap digunakan tanpa melanggar peraturan emisi.

Tantangan dalam Konversi Kendaraan
* Biaya Konversi yang Tinggi
Biaya konversi mobil bensin ke listrik saat ini masih cukup mahal, terutama karena harga komponen seperti motor listrik, baterai, dan sistem pengontrol. Rata-rata, biaya konversi bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada ukuran dan jenis kendaraan.

Baca Juga: Mengenal Mobil Rolls-Royce, Mobil Mewah yang Jadi Hadiah Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

 

* Ketersediaan Komponen dan Tenaga Ahli
Tidak semua bengkel memiliki kemampuan untuk melakukan konversi, dan ketersediaan komponen seperti baterai dan motor listrik masih terbatas. Hal ini dapat memperlambat adopsi tren ini di pasar yang lebih luas.

* Regulasi dan Sertifikasi
Beberapa negara memiliki regulasi ketat terkait konversi kendaraan untuk memastikan keselamatan dan efisiensi. Proses sertifikasi yang rumit dapat menjadi hambatan bagi pemilik kendaraan.

Bagaimana Pasar Menyambut Tren Ini?
* Pertumbuhan Bengkel Khusus EV
Tren ini telah mendorong munculnya bengkel-bengkel spesialis konversi kendaraan di berbagai kota. Mereka menawarkan paket konversi dengan berbagai pilihan baterai dan motor listrik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemilik kendaraan.

* Dukungan Industri Otomotif
Beberapa produsen mobil mulai melirik peluang ini dengan menyediakan kit konversi resmi. Misalnya, merek seperti Toyota dan Hyundai telah memulai proyek percontohan untuk mendukung konversi kendaraan lama menjadi listrik.

Halaman:

Tags

Terkini