Realitasonline.id | Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) menawarkan perpindahan gigi halus tanpa hentakan, memberikan kenyamanan berkendara optimal.
Transmisi otomatis konvensional menggunakan sistem roda gigi, memberikan respons lebih cepat dan cocok untuk pengemudi yang menyukai akselerasi.
CVT lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar karena menjaga putaran mesin tetap stabil tanpa perpindahan gigi yang signifikan.
Baca Juga: Perbandingan Mesin Turbo vs Mesin Naturally Aspirated
Transmisi otomatis konvensional lebih tahan lama dibandingkan CVT karena komponennya lebih kuat dan tidak bergantung pada sabuk baja.
CVT cenderung lebih mahal dalam perawatan karena sistemnya lebih kompleks dan memerlukan oli khusus yang harus diganti secara berkala.
Transmisi otomatis konvensional memiliki akselerasi lebih responsif, cocok untuk medan yang membutuhkan tenaga lebih besar seperti tanjakan.
Baca Juga: Mobil Listrik vs. Mobil Hybrid: Mana yang Lebih Efisien?
CVT lebih halus dalam perpindahan tenaga, membuatnya ideal untuk penggunaan dalam kota dengan kondisi stop-and-go yang sering.
Daya tahan CVT masih diperdebatkan, terutama jika digunakan untuk berkendara agresif atau membawa beban berat dalam waktu lama.
Bagi yang mengutamakan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar, CVT adalah pilihan terbaik, sementara otomatis konvensional unggul dalam performa.
Baca Juga: Inalum Dorong Transisi Energi Hijau dengan Pemanfaatan PLTA
Pilihan transmisi terbaik bergantung pada kebutuhan dan gaya berkendara, apakah lebih mengutamakan efisiensi atau daya tahan jangka panjang (EF).