Realitasonline.id - MEDAN | Keberadaan mobil listrik di Kota Medan Sumatera Utara sangat diminati warga. Selain ongkosnya terjangkau, mobil listrik pun nyaman dan adem.
Namun, tak disangka biaya operasional 80 unit mobil listrik angkutan umum ini ternyata cukup fantastis.
Untuk Tahun Aanggaran 2025 ini, APBD Medan harus menanggung beban sekitar Rp 143,5 M lebih.
Baca Juga: Di Samping Membingungkan, Ini 7 Keunggulan Mobil Listrik Cherry J6 Ala Youtuber Fitra Eri
Dari anggaran tersebut yang tergolong cukup besar adalah biaya pelayanan angkutan massal by the service itu yakni sebesar Rp134.320.000.000.
Data dihimpun realitasonline.id dari laman LKPP Pemko Medan tercatat ada 4 mata anggaran untuk pengoperasian mobil angkutan massal tersebut.
Antara lain biaya pelayanan angkutan massal by the service sebesar Rp134.320.000.000, layanan bus tracking and maintenance Rp 336.000.000, sewa perangkat top of bus Rp 3.264.000.000 dan manajemen pendampingan Rp5.700.000.000.
Dari data tersebut per km disewa Rp23 ribu yang per harinya 200 km.
Baca Juga: Mobil Cherry J6 Berdesain Menawan, Youtuber Fitra Eri Bongkar Kekurangannya
Berarti per harinya total biaya Rp4.600.000 per unit. Untuk per harinya dengan 80 unit,Pemko Medan setor biaya Rp36.800.000.
Namun, beberapa waktu lalu yang diresmikan Walikota Medan pengoperasianya masih 60 unit sementara dianggarkan untuk 80 unit.
Kalau 60 unit yang beroperasi hanya sekitar Rp26.600.000 atau selisih Rp 10.200.000 per harinya.
Tanggung Jawab
Mengenai anggaran operasional angkutan massal yang cukup besar tersebut, Plt Kadishub Medan Suryono mengakui bahwa biaya operasional angkutan massal listrik ditanggung APBD Medan TA 2025.
Saat ditanyakan, apakah biaya operasional mobil listrik tersebut bukan ditanggung Kemenhub, Suryono mengatakan merupakan tanggung jawab Pemko Medan.