Realitasonline.id | Di tengah gencarnya transisi menuju kendaraan listrik (EV), mobil diesel modern masih bertahan dengan inovasi teknologi dan adaptasi terhadap tantangan lingkungan. Lalu, apakah mesin diesel tetap relevan di tahun 2025? Apalagi di zaman sekarang ini sudah banyak mobil listrik dan mobil hybrid. Simak analisis mendalam tentang masa depan mobil diesel di era elektrifikasi.
Teknologi Diesel yang Lebih Bersih
Mobil diesel generasi terbaru di 2025 telah mengalami transformasi signifikan dalam hal emisi. Dengan adanya Euro 7 dan standar emisi global yang ketat, pabrikan seperti Toyota, Mercedes-Benz, dan Ford menghadirkan mesin diesel dilengkapi Selective Catalytic Reduction (SCR) dan Diesel Particulate Filter (DPF).
Teknologi ini mampu mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) hingga 90% dan partikel berbahaya, membuat diesel modern lebih ramah lingkungan dibanding generasi sebelumnya. Beberapa model bahkan menggunakan biodiesel B30 atau bahan bakar sintetis (e-fuel) yang rendah karbon.
Baca Juga: Cara Membersihkan Kaca Mobil agar Tidak Berembun Saat Hujan
Keunggulan Diesel yang Sulit Digantikan
Mesin diesel masih unggul dalam hal torsi tinggi dan efisiensi bahan bakar untuk kendaraan berat. Truk, SUV off-road, dan kendaraan komersial seperti Isuzu D-Max 2025 atau Mitsubishi Pajero Sport tetap mengandalkan diesel karena kemampuannya menarik beban berat dan menjelajahi medan ekstrem. Selain itu, jarak tempuh diesel yang mencapai 1.000+ km/tangki masih sulit ditandingi mobil listrik biasa, terutama di daerah dengan infrastruktur pengisian daya terbatas.
Persaingan dengan Kendaraan Listrik
Meski EV mendominasi pasar kota besar, mobil diesel tetap menjadi pilihan di wilayah pedesaan dan negara berkembang. Biaya awal mobil listrik yang tinggi (terutama untuk kendaraan besar) dan ketergantungan pada baterai menjadi kendala utama. Di sisi lain, hybrid diesel-electric seperti Volvo XC90 T8 Twin Engine 2025 menawarkan solusi transisi dengan menggabungkan efisiensi diesel dan tenaga listrik untuk mengurangi emisi hingga 40%.
Tantangan Regulasi dan Persepsi Konsumen
Baca Juga: Tren Mobil SUV di Indonesia: Kenapa Semakin Banyak Peminat?
Banyak negara Eropa telah menetapkan batas penjualan mobil konvensional, termasuk diesel, pada 2030–2035. Namun, di Asia dan Afrika, diesel masih diandalkan karena ketersediaan bahan bakar dan daya tahan mesin.
Di Indonesia, kebijakan B30 dan insentif untuk kendaraan komersial membuat diesel tetap relevan. Tantangan terbesar adalah mengubah persepsi negatif tentang polusi diesel melalui edukasi teknologi terkini.
Proyeksi Pasar 2025: Niche atau Punah?