Realitasonline.id - Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Artificial Intelligence (AI) di dunia otomotif semakin pesat. Salah satu penerapan yang paling menarik perhatian adalah sistem deteksi kantuk dan monitoring pengemudi.
Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan keselamatan berkendara dengan memantau kondisi fisik dan perilaku pengemudi secara real time. Dengan hadirnya sistem ini, risiko kecelakaan akibat kelelahan atau kurang fokus bisa diminimalisir secara signifikan.
Mengapa Deteksi Kantuk Pengemudi Itu Penting?
Kantuk merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas. Menurut data WHO dan berbagai studi transportasi, ribuan kecelakaan terjadi setiap tahun karena pengemudi kehilangan fokus akibat lelah atau mengantuk.
Baca Juga: Penerapan AI di Lini Produksi Otomotif, Akan Lebih Efisiensi atau Menjadi Ancaman Tenaga Kerja?
Berbeda dengan gangguan teknis kendaraan, kantuk tidak bisa diprediksi dengan mudah. Seorang pengemudi bisa tiba-tiba kehilangan konsentrasi hanya dalam hitungan detik, yang berakibat fatal di jalan raya.
Inilah alasan mengapa produsen otomotif mulai menerapkan AI berbasis sensor dan kamera untuk memantau tanda-tanda kelelahan. Teknologi ini tidak hanya mendeteksi gejala fisik seperti kelopak mata yang mulai menutup, tetapi juga menganalisis pola berkendara pengemudi.
Cara Kerja AI dalam Monitoring Pengemudi
Sistem monitoring pengemudi berbasis AI biasanya terdiri dari kombinasi kamera inframerah, sensor gerak, serta algoritma machine learning. Berikut cara kerjanya:
1. Pemantauan Wajah dan Mata
Kamera kecil yang dipasang di dashboard akan memantau wajah pengemudi. Jika terdeteksi sering menguap, mata terpejam lebih dari beberapa detik, atau gerakan kepala menunduk, AI akan menganggap pengemudi dalam kondisi lelah.
Baca Juga: Apakah AI Bisa Membuat Biaya Perawatan Mobil Lebih Murah?
2. Analisis Pola Berkendara
AI juga mengamati perilaku mengemudi, misalnya pergerakan setir yang tidak stabil, pengereman mendadak, atau kecepatan yang tidak konsisten. Semua pola ini bisa menjadi indikator pengemudi kehilangan fokus.
3. Pemberian Peringatan
Jika sistem mendeteksi tanda kantuk, mobil akan memberikan peringatan berupa bunyi alarm, getaran di setir, atau bahkan peringatan visual di layar instrumen. Beberapa mobil modern bahkan bisa menyarankan pengemudi untuk beristirahat.
4. Integrasi dengan Fitur Keselamatan Lain
Pada level yang lebih canggih, sistem ini dapat terhubung dengan fitur seperti Adaptive Cruise Control dan Lane Keeping Assist. Jika pengemudi benar-benar tidak merespons, mobil bisa mengambil alih sementara untuk menjaga kendaraan tetap aman di jalur.