otomotif

Masa Depan Aki Mobil: Ringan, Tahan Lama, dan Lebih Ramah Lingkungan dengan Lithium-Ion

Sabtu, 27 September 2025 | 17:07 WIB
Mekanik memeriksa tegangan aki mobil dengan alat ukur digital di bengkel Realitasonline.id/Pixabay Ralphs Photos

 

Realitasonline.id | Aki Lithium-ion, yang selama ini identik dengan ponsel dan laptop, kini menjelma menjadi teknologi inti yang mendominasi revolusi kendaraan listrik (EV) dan mulai merambah ke sistem kelistrikan mobil konvensional dan hybrid. Teknologi ini merupakan evolusi besar dari aki timbal-asam (aki basah/kering) tradisional. Alasan utama pergeseran ini adalah janji kinerja yang superior—aki lithium-ion jauh lebih ringan, tahan lama, dan berpotensi lebih ramah lingkungan—menetapkan standar baru untuk masa depan penyimpanan energi dalam dunia otomotif.

Keunggulan utama lithium-ion terletak pada kepadatan energi yang fantastis. Dibandingkan aki timbal-asam, aki lithium-ion dapat menyimpan energi jauh lebih banyak dalam ukuran dan berat yang sama. Sebagai contoh, mengganti aki timbal-asam di mobil konvensional dengan lithium-ion dapat mengurangi bobot kendaraan secara signifikan, yang berdampak positif pada efisiensi bahan bakar dan handling. Dalam konteks mobil listrik, kepadatan energi yang tinggi ini berarti jarak tempuh yang lebih jauh per sekali pengisian, menghilangkan salah satu kekhawatiran terbesar konsumen EV.

Baca Juga: Bukan Cuma Starter! Ini Peran Penting Sistem Manajemen Baterai (BMS) pada Aki Mobil Hybrid

Selain bobot, umur pakai adalah faktor penentu lainnya. Aki lithium-ion mampu melalui lebih banyak siklus pengisian dan pengosongan (cycle life) dibandingkan aki konvensional, yang berarti masa pakainya bisa mencapai hingga sepuluh tahun atau lebih, terutama pada aki tegangan tinggi EV yang dikelola oleh Battery Management System (BMS) canggih. Selain itu, aki ini menawarkan arus cranking (starter) yang lebih kuat dan stabil, serta waktu pengisian ulang yang jauh lebih cepat, menjadikannya pilihan ideal untuk kendaraan performa tinggi dan sistem Start-Stop yang menuntut banyak daya.

Dari perspektif lingkungan, meskipun lithium-ion menimbulkan tantangan dalam daur ulang, ia secara fundamental lebih ramah lingkungan karena bebas dari timbal—material yang beracun dalam aki tradisional. Inovasi terus berjalan untuk meningkatkan proses daur ulang komponen lithium dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku langka. Meskipun biaya awal akuisisi aki lithium-ion masih lebih tinggi, manfaat jangka panjangnya—mulai dari efisiensi energi, penurunan berat, hingga umur pakai yang sangat panjang—memposisikannya sebagai sumber daya tak terhindarkan yang akan membentuk lanskap kelistrikan setiap jenis mobil di masa depan.

Tags

Terkini