otomotif

Terlalu Nyaman Bikin Boros: Mengapa Suhu AC Mobil Paling Dingin Menguras Bensin Lebih Cepat

Minggu, 26 Oktober 2025 | 17:14 WIB
AC Mobil Dingin (Realitasonline/canva)

Realitasonline.id | Kenyamanan dalam berkendara seringkali menjadi prioritas, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Namun, kebiasaan mengatur Air Conditioner (AC) mobil pada suhu terendah atau paling dingin ternyata memiliki konsekuensi signifikan terhadap efisiensi Bahan Bakar Minyak (BBM). Memaksa AC bekerja keras untuk mencapai suhu es yang ekstrem secara langsung meningkatkan beban kerja mesin, yang berujung pada pengeluaran bensin yang lebih boros.

Peningkatan konsumsi BBM saat AC dihidupkan disebabkan oleh cara kerja kompresor AC. Kompresor adalah jantung sistem pendingin mobil yang bertugas memompa dan mengompresi refrigeran (freon). Komponen ini tidak digerakkan oleh listrik, melainkan mengambil daya mekanis langsung dari mesin mobil melalui sabuk penggerak. Dengan kata lain, setiap kali AC dinyalakan, mesin harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga tambahan demi memutar kompresor.

Baca Juga: Ancaman Senyap di Bagasi: Mengapa Membawa Beban Berlebihan di Mobil Bisa Bikin Kantong Jebol Karena Boros BBM

Ketika pengemudi menyetel suhu AC pada level terendah—misalnya 18°C—sementara suhu luar sangat panas (sekitar 30-35°C), Engine Control Unit (ECU) mobil akan memerintahkan kompresor untuk bekerja secara terus-menerus dan tanpa henti (cycling yang lebih pendek) demi mengejar dan mempertahankan target suhu yang sangat rendah tersebut. Siklus kerja kompresor yang lebih intens dan panjang ini menghasilkan beban yang berkelanjutan dan berat pada mesin. Untuk mengimbangi beban ini dan mencegah mesin mati (terutama saat mobil berhenti atau dalam kecepatan rendah), mesin otomatis akan menyuplai lebih banyak bahan bakar. Inilah mekanisme utama yang membuat mobil menjadi boros bensin ketika AC diatur terlalu dingin.

Para ahli menyarankan, untuk mendapatkan keseimbangan ideal antara kenyamanan dan efisiensi BBM, suhu AC sebaiknya diatur pada tingkat yang nyaman, namun tidak berlebihan, yaitu antara 24°C hingga 25°C. Pada suhu ini, sensor AC memiliki kesempatan untuk memutus kerja kompresor sejenak (kompresor mati) ketika suhu kabin sudah tercapai. Saat kompresor mati, beban mesin berkurang drastis, sehingga terjadi momen penghematan BBM.

Selain pengaturan suhu, perawatan rutin pada sistem AC, seperti membersihkan atau mengganti filter kabin yang kotor, juga krusial. Filter yang tersumbat menghalangi aliran udara, memaksa kipas (blower) dan kompresor bekerja lebih keras, yang pada akhirnya ikut menambah beban pada mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, bijak dalam mengatur suhu AC bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga bagian penting dari strategi eco driving sehari-hari.

Tags

Terkini