5. Gunakan bensin dengan oktan sesuai rekomendasi pabrik
Membakar bahan bakar oktan di bawah rekomendasi pabrik akan membuat pembakaran tidak sempurna. Efeknya, panas mesin jauh lebih cepat naik. Ini kesalahan banyak rider: karena ingin hemat, mereka menurunkan kualitas bensin. Touring jauh beda dengan riding dalam kota yang cuma 10-20 km. Bensin harus sesuai anjuran pabrik untuk menjaga temperatur mesin.
6. Sering berhenti pada interval tertentu
Touring. Motoristik sejati tahu bahwa berhenti itu bagian dari strategi. Setiap 1-1,5 jam riding, sempatkan waktu istirahat 5-10 menit. Selain untuk mengistirahatkan badan dan pikiran kamu, jeda ini memberi waktu mesin turun temperatur. Jangan memaksakan diri riding langsung 3 jam non stop di musim panas. Itu akan mengundang overheat.
7. Pastikan tekanan ban sesuai
Tekanan ban juga punya efek pada suhu mesin. Ban kurang angin membuat beban mesin lebih berat karena area kontak ban lebih besar dengan jalan. Mesin jadi bekerja lebih keras dan mudah panas. Tekanan ban terlalu tinggi juga tidak baik karena bisa merusak kestabilan. Pastikan tekanan ban pas sebelum touring.
8. Kurangi beban bawaan yang tidak perlu
Semakin berat motor, semakin berat kerja mesin. Singkirkan barang-barang yang tidak perlu. Single bag minimalis jauh lebih sehat untuk touring. Bawa yang penting saja: tools, pakaian secukupnya, botol air, perlengkapan safety, dan charger. Jangan membawa item tidak berguna yang hanya menambah kilogram tanpa fungsi.
Mencegah mesin overheat saat touring musim panas bukan soal satu faktor saja. Pencegahan overheat adalah sinergi antara perawatan mesin sebelum touring, pemilihan oli yang tepat, sistem pendingin yang bagus, disiplin menjaga ritme riding, penggunaan bensin berkualitas, hingga manajemen istirahat. Touring adalah aktivitas yang menuntut disiplin perlakuan pada motor. Jika dilakukan dengan benar, touring musim panas akan menjadi pengalaman menyenangkan tanpa rasa khawatir motor bermasalah.(KN)