Belanja gedung dan bangunan juga yang direncanakan sebesar Rp 48.516.991.150 hingga bulan Juni 2024, anggaran yang dipakai baru mencapai Rp.4.628.358.455.
Belanja peralatan dan mesin direncanakan Rp 31.849.296.909, anggaran yang digunakan hingga enam bulan berlalu baru mencapai Rp 1.474.605.536.
Sehingga dari Rp 278.482.966.764 rencana Belanja Modal di tahun 2024, sampai satu semester tahun anggaran berjalan, penggunaannya atau serapannya baru memcapai Rp 10.955.512.192.
“Hal ini sesuai dengan Laporan Realisasi Semester I APBD Tahun Anggaran 2024 yang disampaikan Bupati Dolly Pasaribu ke DPRD Tapsel melalui suratnya tertanggal 15 Juli 2024. Pada akhir laporan tersebut bupati sudah memperkirakan (prognosis) akan terjadi SiLPA sebesar Rp 183 miliar lebih,” jelas Rocky dan Rawi.
Adapun rincian rencana Belanja Daerah 2024 sesuai Perda APBD 2024 sebesar Rp 1,7 triliun terdiri dari Belanja Pegawai Rp575,8 miliar, Belanja Barang Rp 519,5 miliar, Belanja Hibah Rp78,3 miliar, Belanja Sosial Rp 3,4 miliar, Belanja Modal Rp278,4 miliar, Belanja Tak Terduga Rp 3 miliar dan Belanja Transfer Rp 253,9 miliar.
Sementara Syahrul M Pasaribu, mantan Bupati Tapsel dua periode sekaligus Ketua Dewan Pembina PPASN Tapsel yang hadir di diskusi itu menyatakan prihatin atas pengelolaan APBD 2024 yang berjalan sangat lambat.
Paling menyedihkan lagi, sebutnya, konfigurasi atau struktur APBD 2024 kurang mencerminkan yang pro rakyat.
Contohnya Belanja Modal 2024 yang digunakan untuk kepentingan rakyat, jumlahnya hanya sebesar Rp 278,48 miliar (16,4%) dari Rp 1,7 triliun rencana Belanja Daerah yang perealisasiannya juga sangat lambat.
"Kalau beginilah kondisinya, pembangunan infrastruktur akan tetap melambat. Akibatnya SiLPA akan terjadi lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai ratusan miliar rupiah,” ujarnya dengan rasa sedih, " ungkap Sekretaris Wantim Golkar Sumut ini.
Ia mengatakan Pemkab Tapsel punya anggaran yang lumayan cukup, tetapi tidak dipergunakan untuk akselerasi pembangunan. Akibat serapan anggaran yang rendah terjadilah perlambatan pembangunan di tiga tahun terakhir, uang daerah menjadi SiLPA atau mengendap di bank.
Padahal katanya, jika anggaran itu dipergunakan, banyak jalan rusak yang bisa diperbaiki. Pembangunan terwujud di berbagi kecamatan, perputaran ekonomi meningkat dan tentu berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dari laporan semester pertama Bupati ke DPRD Tapsel sebagaimana yang disampaikan Rocky dan Rawi sebelumnya, Syahrul sangat miris melihat serapan anggaran Belanja Modal yang sangat minim. Sebab, penggunaan anggaran tersebut bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat.
"Saya berharap di sisa waktu empat bulan terakhir ini, Pemkab Tapsel dapat memacu pelaksanaan program pembangunan yang ada di APBD. Utamanya Belanja Modal yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat seperti jalan termasuk jalan usaha tani, jembatan, irigasi dan jaringan, dengan catatan tetap mempedomani aturan dan ketentuan yang berlaku," tuturnya. (RI)