Realitasonline.id - Padangsidimpuan |Bagi masyarakat Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), khususnya warga Kota Padangsidimpuan, pakkat atau pucuk rotan bukanlah makanan yang asing. Pucuk rotan muda ini menjadi pelengkap menu berbuka puasa di bulan Ramadhan, karena rasanya yang khas dan mampu menggugah selera makan.
Pakkat dikenal luas sebagai hidangan yang memiliki cita rasa unik. Makanan khas Tabagsel ini berbentuk seperti bambu kecil yang dibakar sebelum dikonsumsi. Kebiasaan mengonsumsi pakkat saat Ramadhan telah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat dan banyak dijual oleh pedagang musiman yang bermunculan khususnya selama bulan suci Ramadhan
Secara alami, tanaman rotan ini tumbuh liar di hutan dan tepi sungai di berbagai wilayah, seperti di daerah Padang Bolak, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Batangtoru, Muara Batangtoru, Angkola Selatan dan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Sebelum disantap, biasanya batang pakkat muda dibakar selama lebih kurang 15 menit dengan menggunakan arang batok kelapa atau kayu bakar. Setelah dibakar, kulit luarnya dikupas hingga terlihat daging pakkat berwarna putih yang berlapis-lapis, mirip rebung bambu.
Pakkat biasanya dinikmati sebagai lalapan dengan sambal tuk-tuk, sambal kecap, atau sambal belacan. Tak jarang, pakkat juga diolah menjadi gulai atau anyang, yang semakin lezat jika disantap bersama ikan mas panggang.
Meskipun memiliki rasa sedikit pahit dan kelat, pakkat dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti menambah tenaga, mengobati darah tinggi, diabetes, rematik, serta menguatkan otot tubuh.
Khusus di Kota Padangsidimpuan, mencari pakkat tidaklah sulit, terutama saat Ramadhan. Puluhan pedagang dadakan memenuhi pasar-pasar tradisional dan kawasan pinggiran jalan.
Para pedagang pakkat biasanya menjual pakkat dengan menggunakan meja atau beca sorong. Harga pakkat bervariasi, mulai dari Rp7.000 hingga Rp.10.000 per batang, tergantung ukuran.
Dengan meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan, keberadaan pakkat semakin mengukuhkan posisinya sebagai kuliner khas Tabagsel yang tak lekang oleh waktu. Tidak hanya sebagai makanan tradisional, tetapi juga sebagai sumber penghidupan bagi banyak pedagang di Padangsidimpuan dan sekitarnya.
Baca Juga: Jadi Buah Paling Dicari saat Ramadhan, Semangka Banyak Diminati Warga Abdya Jadi Menu Berbuka Puasa
Mengais Rezeki
N. Br. Siregar (50), seorang pedagang pakkat di Jalan Sudirman, Pasar Sadabuan, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, mengaku telah berjualan pakkat selama 15 tahun. Ia mengatakan bahwa usaha ini membantunya menambah penghasilan keluarga untuk persiapan lebaran.