Rahmayani Siswi MAN Dairi, Anak Petani Lulus di Universitas Favorit UPI Bandung, Begini Kisahnya

photo author
- Selasa, 8 April 2025 | 16:26 WIB
Rahmayani Siswi MAN Dairi bersyukur dan berterimakasih kepada orang tua, guru, dan semua rekannya telah mendukungnya dan mendoakan lulus SNPB 2025 di UPI Bandung.
Rahmayani Siswi MAN Dairi bersyukur dan berterimakasih kepada orang tua, guru, dan semua rekannya telah mendukungnya dan mendoakan lulus SNPB 2025 di UPI Bandung.

Realitasonline.id - Dairi | Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu. Belum lagi saat ini biaya kuliah semakin mahal.

Namun bukan berarti kesempatan kuliah bagi mereka yang kurang mampu sama sekali tertutup. Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.

Seperti dikisahkan Tim Humas Data dan Informasi Kanwil Kemenag Sumut, Senin (7/4/2025), Rahmahyani Boangmanalu berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Tahun 2025 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Pendidikan Geografi.

Baca Juga: Apel Gabungan Pertama Kerja Usai Idul Fitri, Gus Irawan Pasaribu: Kita Punya Jargon Baru Tapsel Disiplin

 

Rahmahyani merupaka siswi MAN Dairi yang duduk di kelas XII IPS anak dari Saipul Anwar Boangmanalu dan Rita Malini Dabutar anak pertama dari 5 bersaudara berasal dari keluarga sangat sederhana.

Sosok sederhana yang lahir di Desa Batang Beruh Kabupaten Dairi ini mengungkapkan, Ayah saya hanyalah seorang guru SD yang mempunyai penghasilan pas-pasan sedangkan ibu saya hanyalah seorang petani. Dengan penghasilan orangtua saya yang terbilang minim harus menghidupi kami 5 bersaudara.

“Adik saya yang yang pertama seoarang laki-laki menempuh pendidikan di Pesantren Dairi kelas IX, setiap bulan orangtua saya harus membayar uang asrama, uang makan dan lain-lainya dan adik saya yang kedua masuk duduk di bangku SD kelas II. Sedangkan adik saya paling kecil kembar yang masih berusia 3 tahun,” tuturnya kepada Humas, Sabtu (5/4/2025).

Baca Juga: Saat Sidak Temui Pungli, Rico Waas Ngaku Sedih karena Dinilai Sudah Biasa

Wanita yang hobi membaca ini menceritakan, jarak antara rumah ke sekolah kurang lebih 10 km, setiap hari harus berangkat ke sekolah pukul 06. 15 Wib agar tidak terlambat ke sekolah, dan itu pun sering ditegur dan dihukum karena terlambat dan itu harus saya lakukan setiap hari.

“Begitu pula ketika pulang sekolah setiap hari saya sampai kerumah pukul 16.00 wib, selepas pulang sekolah saya membantu ibu di ladang. Kendati demikian tidak mengendurkan semangat saya untuk sekolah, demi menggapai cita-cita, saya bertekad harus menyelesaikan sekolah dan harus bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang saya impikan,” ungkapnya.

Rahmayani menyampaikan, cita-cita ini juga sudah diceritakan kepada kedua orangtua, dan mereka menanggapi dengan anggukan senyum.

“Saya tahu makna dari anggukan dan senyuman tersebut mengingat kondisi ekonomi keluarga kami yang pas-pasan,” ucapnya.

Singkat cerita, pada tanggal 18 Maret kemarin Alhamdulillah, pada penggumuman SNBP, Rahmayani salah satu diantara siswa-siswi MAN Dairi terpanggil menjadi Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X