Realitasonline.id - Padangsidimpuan | Komandan Distrik Militer (Dandim) 0212/Tapsel Letkol (Arm) Delli Yudha Adi Nurcahyo bertindak sebagai pembicara tunggal pada Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) Padangsidimpuan yang berlangsung di aula Lantai III kampus tersebut, Rabu (16/4/2025).
Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan yang mengambil tema Revisi UU TNI Tahun 2025 dalam Menjawab Tantangan Ancaman Multidimensional, dibuka secara resmi oleh Rektor IPTS Zulfadli, dihadiri para Wakil Rektor, Satuan Pengawas Internal Kampus Ilham Sahdi Lubis, Ketua Yayasan Al Iman IPTS Indra Fauzan M Lubis, dan para dosen dan pengajar.
Hadir juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPTS, Ma' arif Daulay, Bendahara Umum Ribka Manullang, Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) IPTS Sukma Fatimah dan diikuti 800 mahasiswa dan mahasiswi dari Semenster II hingga XIII dari semua Fakultas dan Program Studi (Prodi) pada IPTS Padangsidimpuan.
Dalam paparannya, Dandim 0212/Tapsel Letkol (Arm) Delli Yudha Adi Nurcahyo, menjelaskan pentingnya revisi UU TNI dalam menjawab tantangan keamanan nasional yang semakin kompleks di era globalisasi.
“ Revisi Undang-Undang TNI bukan hanya tentang penyesuaian aturan, tapi juga upaya memperkuat integrasi antara TNI dan masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan NKRI, ” tegas Letkol Delli
Ia juga menekankan bahwa Wawasan Nusantara merupakan landasan penting dalam membentuk pola pikir kebangsaan yang utuh dan solid, terutama di kalangan generasi muda dan mahasiswa
“ Mahasiswa sebagai agen perubahan harus memahami bahwa pertahanan negara bukan hanya tugas TNI, tapi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Wawasan Nusantara menjadi kunci dalam membangun semangat persatuan di tengah keberagaman, ” lanjutnya.
Letkol Delli juga menerangkan, perubahan dunia saat ini tidak hanya menimbulkan kemajuan, tapi juga tantangan baru terhadap pertahanan negara dan bahaya radikalisme dan disintegrasi bangsa yang kerap menyasar generasi muda.
“ Mahasiswa harus kritis, tetapi tetap dalam koridor konstitusi dan semangat kebangsaan. Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah, ” tegas Dandim.
Dandim memaparkan, ada berbagai ancaman multidimensional yaitu bentuk ancaman yang tidak hanya datang dari aspek militer, seperti ancaman ideologi berupa ancaman radikalisme, intoleransi, propaganda transnasional.
Kemudian ancaman politik dan hukum berupa manipulasi informasi, polarisasi sosial, ancaman ekonomi, berupa ketimpangan ekonomi, penguasaan aset oleh asing. Ancaman sosial budaya berupa lunturnya nilai kebangsaan, gaya hidup individualis.
Ancaman siber dan teknologi berupa hoaks, disinformasi, peretasan data negara serta ancaman terhadap lingkungan yakni kerusakan hutan dan bencana alam.
Baca Juga: Menteri Nusron Ingatkan Pemerintah Daerah Ikut Berperan Aktif Wujudkan Sistem Administrasi Modern
“ Mahasiswa tidak hanya dituntut cerdas secara akademik, tetapi juga harus memiliki kesadaran kebangsaan yang tinggi. Adik-adik adalah agen perubahan dan penjaga nilai-nilai persatuan di tengah tantangan globalisasi, ” tegas Dandim.