Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Tapanuli Selatan (Tapsel), disambut antusias oleh masyarakat. Kehadiran koperasi ini dinilai menjadi momentum penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi berbasis desa dan menuju swasembada pangan.
Selama ini, hampir 80 persen penduduk Tapsel menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun, berbagai program pemerintah dinilai belum sepenuhnya mampu mengangkat potensi pertanian yang besar tersebut menjadi kekuatan ekonomi riil.
Banyak lahan produktif yang belum dimanfaatkan optimal, sementara masalah petani seperti pemasaran hasil, permodalan, hingga intervensi tengkulak belum mendapat solusi terintegrasi.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih Ditarget Terbentuk Pada Semua Desa
Warga juga menyoroti bahwa penggunaan Dana Desa lebih banyak diarahkan pada pembangunan infrastruktur fisik, sementara aspek pemberdayaan ekonomi masih minim.
Oleh karena itu, pendirian Kopdes Merah Putih menjadi angin segar untuk mendorong transformasi desa di Tapsel menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Tapsel dengan 221 Desa dan Kelurahan di 15 Kecamatan dinilai layak menjadi percontohan pengembangan Kopdes Merah Putih. Melalui koperasi ini, masyarakat diharapkan dapat membangun kekuatan ekonomi kolektif, memberantas kemiskinan ekstrem, serta memutus ketergantungan terhadap tengkulak dan rentenir.
Baca Juga: Musrembang RKPD Labuhanbatu Kolaboratif Untuk Percepatan Pembangunan Ekonomi
" Kopdes Merah Putih ini akan menjadi wadah bagi petani, peternak, nelayan, pedagang kecil, dan masyarakat luas untuk mengoptimalkan potensi desa mereka. Ini juga menjadi langkah konkret membangun kemandirian ekonomi dari bawah, " ujar seorang tokoh muda Tapsel Dr.Suheri Harahap, Selasa (29/4/2025)
Sebagai putra daerah, ia mengungkapkan optimisme bahwa di bawah kepemimpinan Bupati Gus Irawan Pasaribu, percepatan pembentukan Kopdes Merah Putih di seluruh desa di Tapsel bisa tercapai.
Untuk itu, diperlukan dukungan aktif dari berbagai komunitas, organisasi petani, nelayan, pedagang, dan pelaku UMKM untuk membentuk koperasi di wilayah masing-masing.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah mempererat kerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan organisasi pemberdayaan petani, untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami manfaat koperasi. “ Selama ini masih banyak masyarakat salah paham tentang koperasi. Ini yang perlu kita ubah, ” tambah Dosen UINSU Medan ini.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya melibatkan kader-kader muda penggerak desa yang memiliki visi masa depan untuk mengatasi akar persoalan di bidang pertanian, peternakan, perikanan, hingga pariwisata desa.