Taput - Realitasonline.id | Istilah 'Dang Maralogo Tulang' (tidak berangin ataupun kencang) salah satu yang memicu dan memancing supir angkot di Tapanuli Utara melakukan ugal-ugalan saat mengemudi angkot.
Istilah ataupun ucapan dari pelajar yang menumpang Angkot (angkutan kota) dengan menyebut ' Dang Maralogo Tulang' membuat para supir balapan dengan kecepatan tinggi.
Justru itulah yang membuat banyaknya Angkot jurusan Pancurnap itu kecelakaan dan tidak sedikit pelajar yang meninggal dunia hingga cacat akibat kejadian tersebut. Seperti kejadian Jumat lalu yang menimbulkan Delapan korban pelajar bahkan sang Supir maut JP (40) warga Pancurnapitu ditetapkan tersangka serta ditahan.
Baca Juga: Kerjasama Produksi Vaksin HPV: Bio Farma dan MSD Komitmen Cegah Kanker Serviks di Indonesia
Untuk mengantisipasi peristiwa serupa Kapolres Taput, melalui Kasatlantas AKP. Dahnial Saragih, bekerjasama dengan Dinas Perhubungan serta Jasa Raharja mengumpulkan para Supir Angkot di unit Lakalantas Terminal Madya Tarutung, Senin (15/5/2023).
Dihadapan puluhan Supir Angkot serta Direksi angkutan Kompilima dan Rura Silindung, Kasatlantas Dahnial Saragih menekankan tertib berlalu lintas. "Saya yakin tujuan kita jadi supir angkot, bukan untuk cari mati ataupun ugal-ugalan tapi untuk makan anak dan istri," ucap Dahnial.
Ucapan ' Dang Maralogo Tulang' yang sudah melekat ditelinga Supir puluhan tahun memancing Supir Angkot untuk balapan. "Jangan kita mau terpancing dengan kata-kata itu lagi yang diucapkan pelajar, kalau kita tidak mau jadi korban," ujarnya.
Baca Juga: Leap Telkom Digital Komiten Telkom Dukung Kedaulatan Digital Di Indonesia
Karena itu, Dahnial minta tragedi kecelakaan yang mengakibatkan 8 pelajar jadi korban yang terakhir kali, karena pihaknya sudah lakukan pendekatan persuasif, tapi jika terus terlibat maka anggota kita akan melakukan penindakan tegas.
Dahnial meminta agar para Direksi taat aturan, serta menertibkan para supirnya saat mengemudi. "Para direksi, tolonglah agar Supirnya dilengkapi SIMnya dan juga diurus kendaraanya agar jangan mati pajak maupun ijin trayeknya.
"Ini semua juga buat kebaikan supir bila terjadi kecelakaan. Seperti kecelakaan kemarin sudah viral dan kita diminta lebih tegas dalam menerapkan aturan berlalulintas," tegasnya.
Baca Juga: Kolaborasi Bio Farma Dan Dinkes Jawa Barat Gencarkan Pekan Imunisasi Dunia 2023
Dahnial mengungkapkan yang disampaikannya merupakan keluh kesah dan jeritan hati orang tua. "Mereka mengantarkan anaknya menuju sekolah bukan menuju kematian. Ini tugas kita bersama orang tua, guru, kepala sekolah dan juga kesadaran supir, sehingga peristiwa ini tidak terjadi lagi," pintanya.