Curhat Pedagang Sate Jengkol Di Lubukpakam Deliserdang

photo author
- Selasa, 23 Mei 2023 | 13:11 WIB
Misnan pembuat dan penjual sate jengkol di Lubukpakam Deliserdang . (Realitasonline.id/ZUL)
Misnan pembuat dan penjual sate jengkol di Lubukpakam Deliserdang . (Realitasonline.id/ZUL)

Deliserdang - Realitasonline.id| Seorang pria lansia yang kesehariannya berdagang sate jengkol di Kota Lubukpakam Kabupaten Deliserdang curhat. Pria lansia yang akrab dipanggila Misnan (65) ini curhat. Dia mengaku harga jengkol yang tembus Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram selama beberapa hari terakhir membuatnya berhenti berjualan.

Tidak hanya dirinya, sejumlah rekannya sesama pedagang sate jengkol di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang memilih tidak berjualan sate jengkol. "Engga jualan dulu lah daripada tekor, harga jengkol kok mahalnya sama seperti daging sapi," curhat Misnan diamini rekan-rekannya.

Baca Juga: Saksi Kasus Pemalsuan Gugatan HGU PTPN2 Akui Tergiur Dengan Uang Rp 1,2 Miliar, Duh Teganya!

Misnan (65), salah seorang pedagang sate jengkol di Lubuk Pakam curhat kalau harga jengkol di pasar tradisional Lubukpakam sudah tak terjangkau lagi. Hal ini tentunya membuatnya sedih, karena sudah dua hari tidak berdagang sate jengkol yang diakui sangat banyak peminatnya.

"Saat ini kami mengurangi penjualan sate jengkol, karena harganya lebih mahal dari daging ayam," tutur Misnan, kakek beberapa cucu tersebut di rumahnya, Selasa 22 Mai 2023.

Baca Juga: Sebelum Jadi Menterinya Jokowi, Mahfud MD Tegas Sebut Zina LGBT Bertentangan dengan Konstitusi, Sekarang kok?

Menurut Misnan selain mahal, saat ini jengkol sangat sulit ditemukan di pasar. "Aku berharap harga jengkol kembali turun dan pasokan stabil, sehingga kami para pedagang sate jengkol bisa berjualan lagi," ujarnya.

Disebutkan Misnan, jika sebelumnya keluarganya dalam sehari mampu membuat dan menjual 800 cucuk sate jengkol dijual secara berkeliling oleh para pedagang, saat ini hanya 50 sampai 100 cucuk saja,"tambahnya.

Baca Juga: Dinsos Labuhanbatu Janjikan Ini kepada Korban Kebakaran Dusun lV Sidorukun

Jika tetap dipaksakan, sambung Misnan, dikhawatirkan pedagang akan merugi. "Kalau hari biasa sebelum naik harga kita jual Rp 3 ribu per cucuk, sekarang ini terpaksa dijual Rp 5 ribu per cucuknya,"ungkap pria yang kerap bertelanjang dada itu.

Kelangkaan jengkol diakui beberapa pedagang di Pasar Tradiional Jalan Hasanuddin Lubuk Pakam. Mak Reni (46), salah seorang pedagang jengkol mengungkapkan bahwa saat ini jengkol sedang mengalami kenaikan harga yang sangat drastis.

Baca Juga: PLN Gandeng Biofarma Sediakan Layanan Kesehatan Pegawai dan Pensiunan

"Saya mencari jengkol sampai ke Tanah Karo, tapi barangnya tidak ada," ungkapnya. Karena kelangkaan jengkol ini, Mak Reni mengaku hanya menjualnya beberapa kilogram saja. Untuk satu kilogram jengkol saat ini dihargai Rp 120 ribu. Sebelumnya sempat Rp 100 ribu.

"Sebenarnya ada untung ruginya juga menjual jengkol di saat sedang mahal seperti ini. Ruginya karena jarang ada yang membeli, dan untungnya karena labanya tinggi," ujarnya.(ZUL)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X