Realitasonline.id - Toba | Kabupaten Toba digegerkan berita puluhan pelajar SMPN 1 Laguboti mengalami keracunan usai memakan Makanan Bergizi Gratis (MBG), Rabu15 Oktober 2025 sehingg Puskesmas Laguboti dipadati anak dengan berbagai keluhan mulai dari muntah, mual, pusing dan lemas.
Sejumlah ambulans dari Puskesmas terdekat dan Rumah Sakit dikerahkan merujuk pelajar itu ke RS HKBP Balige dan RSUD Porsea. Usai menjalani pemeriksaan, sebagian anak dapat kembali ke rumah sedangkan yang lain harus dirawat inap.
Menerima laporan tersebut, Wakil Bupati Toba Audi Murphy O. Sitorus, Dandim 0210/TU Letkol Kav. Ronald Tampubolon, Kapolres Toba AKBP Vinsensius Jimmy Parapaga, Staf Ahli PKK Kabupaten Toba Ny. Riama Audi Murphy Sitorus, Ketua Bhayangkari Cabang Toba Ny. Mira Vije Parapaga dan sejumlah pimpinan OPD membesuk anak menjalani rawat inap di RS HKBP Balige dan RSUD Porsea.
Baca Juga: Siswa SMP 1 Laguboti Toba Keracunan MBG, Dapur SPPG Pardomuan Nauli Ditutup
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Bupati dan rombongan berbincang dengan sejumlah anak yang masih diinfus dan menanyakan kronologis mulai dari kejadian hingga kondisi para siswa yang keracunan makanan.
"Dengan kejadian kemarin kita sangat prihatin. Hari ini khusus di RS HKBP Balige, ada 15 orang dirawat inap terdiri dari 14 siswa dan 1 petugas SPPG dan barusan ada yang dirujuk kembali dari Puskesmas Laguboti. Secara umum kesehatan mereka sudah mulai stabil. Kebanyakan mereka sudah minta pulang," kata Wakil Bupati kepada sejumlah awak media usai membesuk para pelajar itu di RS HKBP Balige.
Atas peristiwa tersebut, kemarin malam Pemerintah Kabupaten Toba telah memanggil petugas SPPG dan perwakilan BGN yang ada di Kabupaten Toba. "Untuk sementara dapur yang memberikan pelayanan untuk anak-anak ini kita tutup sementara, menunggu pemberitahuan lebih lanjut," kata Wakil Bupati menyoal hasil pertemuan tersebut sembari menambahkan bahwa saat ini sampel makanan telah dibawa ke laboratorium di Medan untuk diuji.
Baca Juga: Keracunan MBG, Puluhan Siswa SMPN 1 Laguboti Dirawat di Rumah Sakit
Kepada para pengelola SPPG, Wakil Bupati menyampaikan, semua dapur harus mengikuti SOP yang telah ditetapkan mulai dari penerimaan bahan baku, peracikan, sampai kependistribusian bahkan pencucian ompreng. "47 orang direkrut oleh pengelola dapur sementara 3 orang itu dari BGN, termasuk ahli gizinya. Kita anggap mereka ini sudah kompeten tetapi begitulah, ada saja yang luput," lanjut Wakil Bupati.
Terkait dengan biaya perobatan para korban, terutama mereka yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba dr. Freddy Sibarani menyebutkan, sepenuhnya ditanggungjawabi oleh yayasan pengelola SPPG.
"Pemilik yayasan SPPG, mereka akan bertanggungjawab penuh terhadap pembiayaannya," katanya.
Dari data yang disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba, terdapat 96 kasus yang mengalami gangguan kesehatan setelah memakan Makan Bergizi Gratis. Dari jumlah tersebut 24 ditangani RS HKBP Balige, 9 dinyatakan pulang dan 15 menjalani rawat inap.
RSUD Porsea menangani 33 kasus, 11 menjalani rawat inap dan 22 dinyatakan pulang. Sementara Puskesmas Laguboti menangani 39 kasus, 35 dinyatakan pulang 4 lainnya hingga saat ini masih observasi. (MS)