Dinas Sosial Aceh menginstruksikan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) di seluruh kabupaten/kota untuk siaga penuh, dengan prioritas pada kelompok rentan. Sementara itu, dukungan dari Polda Aceh, TNI/Polri, Basarnas, dan berbagai relawan mulai berdatangan sejak 26 November 2025. Di sisi infrastruktur energi, PLN melaporkan kerusakan pada lima tower SUTT 150 kV dan telah mengerahkan personel dari berbagai provinsi untuk membangun tower darurat dan memulihkan pasokan listrik yang terdampak di sejumlah wilayah Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang.
BPBA mencatat bahwa antara 18–26 November 2025, 10 kabupaten/kota di Aceh mengalami banjir dan longsor. Kondisi ini diperparah oleh pengaruh bibit siklon 95B yang memicu hujan lebat hingga ekstrem di wilayah Aceh Timur, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan sekitarnya.
Instruksi siaga bencana dari Bupati Aceh Tamiang pada 25 November 2025 juga menjadi salah satu langkah antisipatif penting. Arahan tersebut mencakup evakuasi dini, pembentukan Satgas terpadu, kesiapsiagaan layanan kesehatan, serta penyediaan bantuan kemanusiaan. Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Sarman Simanjorang menyatakan bahwa APKASI saat ini tengah menggalang dukungan untuk membantu kabupaten terdampak.
“Solidaritas untuk membantu wilayah terdampak bencana di Sumatera termasuk Aceh Tamiang menjadi hal penting yang harus kita dorong bersama. Penggalangan dana dan dukungan sedang dihimpun untuk membantu percepatan penanganan dan pemulihan bagi masyarakat,” katanya.