Gayo Lues - Realitasonline.id | Wakil ketua DPRK Gayo Lues Ibnu Hasim soroti dan tanggapi positif program normalisasi sungai penampaan yang akan dialihfungsikan jadi objek wisata kuliner dan religi.
Tetapi di samping nilai positif tersebut dia juga berharap agar pemerintah daerah kembali mengkaji ulang perencanaan teknisnya.
Karena akibat pembangunan tersebut dikhawatirkan akan rentan banjir karena terjadi penyempitan dan pendangkalan sepanjang DAS sungai penampaan.
Baca Juga: 17 Agustus: 182 Napi Lapas Blangpidie Abdya Dapat Remisi Hari Kemerdekaan
Dikatakannya, sungai penampaan dari masa ke masa telah beberapa kali beralih fungsi. Mulai dari fungsi sebagai tempat pemandian dan aktifitas warga Kota Blangkejeren dan sekitarnya.
Hingga berfungsi untuk mengairi areal persawahan di beberapa desa di seputaran wilayah tersebut.
Dikisahkannya, pada awal pemerintahan Kabupaten Gayo Lues pada Agustus 2002 yang dipimpin oleh Alm Muhammad Ali Kasim, sungai ini berfungsi sebagai tempat pemandian warga.
Baca Juga: Tipikor Polres Agara Diminta Telisik Pungli Dana PKK Di Kecamatan Bambel Aceh Tenggara Tahun 2023
Sungai Penampaan juga difungsikan sebagai tempat pemandian mayat dan aktifitas warga lainnya.
Bahkan sungai ini juga dijadikan sebagai tempat alternatif buang hajad warga sekitarnya.
Kala itu, fungsi buang hajad menjadi tantangan utama bagi pemerintahan Alm Muhammad Ali Kasim.
Berbagai macam daya dan upaya pencegahan dilakukan agar kebiasaan buruk tersebut tidak berlanjut.
Baca Juga: Pemilihan Pemuda Pelopor 2023 Sumatera Utara: 18 Peserta Perebutkan 5 Katagori
Oleh karena itu pemerintahan Alm Muhammad Ali Kasim mulai melakukan pendekatan persuasif kepada warga.