Agara - Realitasonline.id| Aksi demonstrasi dari puluhan warga yang mengatas namakan Aliansi Masyarakat Aceh Tenggara (AMAT) di gedung DPRK Aceh Tenggara pada Jumat (29/9/2023) mengaku dibayar.
Pasalnya, aksi yang melibatkan puluhan emak-emak itu disebut-sebut menerima imbalan serta difasilitasi dari orang-orang yang gila terhadap jabatan.
Hal tersebut disampaikan oleh narasumber yang enggan disebutkan namanya kepada sejumlah media dan mengakui aksi tersebut dibayar.
Baca Juga: Polri Gandeng Ustaz Das'ad Latif untuk Mendorong Pemilu Damai
Amatan media di lapangan, aksi demo yang difasilitasi dengan satu unit mobil angkutan (Mopen) termasuk dengan pengeras suara menyuarakan tuntutan kepada DPRK setempat agar kembali rekomendasikan Pj Bupati Syakir sebagai pejabat selanjutnya.
Dalam orasi mereka menilai Pj Bupati Syakir masih layak sebagai pejabat selanjutnya, sehingga mengecam kepada DPRK yang mana tidak menerbitkan rekomendasi terhadap pejabat tersebut.
Dari keterangan masa yang diperoleh madia di lapangan, emak-emak yang ikut dalam demo mengaku berasal dari warga Desa Kumbang Jaya Kecamatan Badar Aceh Tenggara menyebutkan dirinya akan diberikan imbalan dari orang-orang tertentu sehingga mau ikut aksi di gedung DPRK.
Inang yang mengaku dari warga desa tersebut menyebutkan dirinya akan diberikan imbalan setelah melakukan aksi demo. Pernyataan itu sesuai dengan informasi yang disebut-sebut oleh narasumber sebelumnya.
“Kami akan diberi imbalan setelah aksi demo. Aksi ini ditengarai oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Gunung Leuser. Kami tidak memandang salah atau benarnya. Kami hanya percaya dengan gerakan mahasiswa,” sebutnya.
Sementara itu Ketua Komisi A DPRK Aceh Tenggara, Supian menilai aksi demo yang ditengarai oleh beberapa mahasiswa tersebut adalah aksi pesanan dari pejabat tertentu.
Baca Juga: Sosialisasi Pemungutan Suara Pilkades di Seluruh Kecamatan Wilayah Paluta Selesai
"Aksi ini diduga ada tunggangan dari pejabat daerah," katanya.
Lanjutnya, aksi demo yang memakai atribut tersebut tidak mau menerima kehadiran anggota DPRK dihadapan mereka.