Menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 nantinya, Gubenur Sumut telah mengantisipasi mengenai ketersediaan bahan pangan, listrik dan bahan bakar. Dari jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut juga telah membantu mengakomodir hal itu.
Gubernur bergandengan tangan dengan semua pihak untuk melakukan pemulihan ekonomi Sumut. Bergandengan tangan ini dilakukan agar masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19 bisa dilalui bersama demi kesejahteraan masyarakat Sumut.
Gubernur mengapresiasi dan motivasi terhadap upaya-upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam rangka pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Sebab, imbauan untuk semua pihak saling bersinergi, sangat penting dijalankan. Sehingga kerja bersama demi kesejahteraan masyarakat bisa dicapai dengan saling bergandengan tangan.
Bersinergi yang dimaksud Gubernur adalah bahwa semua pihak berkerja sama bergandengan tangan dengan segala keterbatasan dan batas kemampuan masing-masing. Karena itu, kata Gubernur, fokus utama saat ini selain penanggulangan kesehatan adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi. Dimana optimisme muncul seiring menurunnya angka terpapar Covid-19 yang pada pertengahan tahun 2020 mencapai 260-290 orang perhari menjadi 60-80 per hari.
Gubernur berharap semua pihak saling memahami sulitnya kondisi bangsa saat ini. Karena itu penguatan persatuan harus diutamakan, dengan mengenyampingkan ego sektoral. Sebab, kata sinergi memiliki makna dan implikasi terhadap upaya membangkikan perekonomian. Pihaknya juga akan menyerahkan kepada ahlinya. “Tetapi kita menyambut, membantu, mendorong sesuai porsi kita. Semoga Tuhan memberikan kemudahan untuk kita semua. Tuhan akan memberikan kemudahan ini apabila kita sudah bersinergi, meminta, memohon dan berusaha untuk kesejahteraan rakyat Sumut,” kata Gubernur.
Seperti diketahui bahwa secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun sebelumnya akibat penurunan permintaan konsumsi, seiring turunnya pendapatan masyarakat di masa pandemi Covid-19. Ketidakpastian ekonomi menyurutkan niat pelaku usaha untuk berinvestasi dan lebih bersikap wait and see. Pelambatan juga terjadi pada investasi pemerintah, dengan relokasi belanja modal ke dana penanganan Covid-19.
Data Bank Indonesia bahwa dari sektor usaha transportasi, akomodasi dan makan minum, perdagangan mengalami dampak besar dengan penurunan masing-masing 17,87%, 14,54% dan 3,76% dari tahun sebelumnya (yoy). Sementara lemahnya permintaan, menahan sektor industri pengolahan sebesar 1,47% (menurun). Laju perekonomian ditopang oleh sektor pertanian. Dengan stabilnya permintaan bahan makanan sabagai kebutuhan pokok (naik 1,12%).