"Ini inovasi kita di Kota Pematangsiantar," tukas Zainal.
HLM TPID dan TP2DD KPw BI Pematangsiantar dibuka oleh Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Poppy Marulita Hutagalung dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, Muqorobin.
Menurut Muqorobin, Bank Indonesia memiliki peran sebagai Wakil Ketua TPID dan TP2DD, yang membantu para pemimpin daerah untuk bersama-sama dalam mengendalikan inflasi dan mendorong digitalisasi di daerah.
Pengendalian Inflasi Daerah berpedoman pada beberapa ketentuan pemerintah antara lain UU No. 23 tahun 2014 dan Kepres No. 23 tahun 2017. Pengendalian inflasi menjadi hal yang krusial bagi perekonomian.
Inflasi yang tidak terkendali dapat berdampak pada terjadinya penurunan daya beli, ketidakpastian pelaku ekonomi hingga peningkatan kesenjangan sosial.
"Oleh karena itu, TPID memiliki peran yang penting untuk mendukung stabilitas perekonomian di daerah," kata Muqorobin.
Guna menanggulangi Inflasi dan menjaga stabilitas harga, lanjut Muqorobin, TPID harus dapat menerapkan strategi 4K yaitu dengan Menjaga Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan dengan memperluas kerja sama antardaerah (KAD).
Menjaga Kelancaran Distribusi, dengan memperkuat sarana prasarana serta Komunikasi Efektif, dengan menjaga ekspektasi harga di masyarakat melalui himbauan/iklan/SE belanja bijak.
Bank Indonesia sebagai terus berkomitmen untuk mendukung pengendalian inflasi daerah. Melalui dua kegiatan utama yang dapat dikolaborasikan dengan seluruh TPID, yaitu pelaksanaan Pekarangan Lestari, berupa kegiatan menanam di lahan terbatas oleh rumah tangga sebagai upaya penyediaan kebutuhan bahan pokoknya secara mandiri.
Juga Pasar Murah Digital menggunakan QRIS dalam operasi pasar atau gerakan pasar murah.
Dalam kesempatan itu dilakukan Komitmen Bersama dalam cakupan Strategi Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Tahun 2025, antara lain Digitalisasi Neraca Pangan; Pemanfaatan Pekarangan Lestari (P2L); serta Gerakan Pangan Murah melalui platform pembayaran digital.