Lembatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, menjadikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut aktif melaksanakan berbagai program sesuai kerangka 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Penanganan Covid-19 yang efektif menjadi kunci akselerasi pemulihan ekonomi ke depan. Langkahnya adalah penyediaan vaksin bagi kelompok rentan, sekaligus mempersiapkan sarana kesehatan yang lebih baik. Kemudian menjaga proses transisi pemulihan ekonomi seperti sektor prioritas aman dan produktif dengan risiko penularan rendah tetapi memiliki daya dukung potensi ekspor yang tinggi. Ada 10 sub sektor yang dapat diprioritaskan pengembangannya di Sumut, antara lain tanaman pangan, perkebunan, peternakan, jasa keuangan dan asuransi, industri makanan dan minuman, konstruksi, perdagangan, hortikultura, kehutanan serta perikanan.
Selain itu ada tiga sektor utama yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan juga memiliki daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Langkah ini dinilai dapat membantu menghadapi tantangan di masa pandemi seperti peningkatan kasus Covid-19, rendahnya kemandirian fiskal dan rendahnya daya tahan UMKM dikarenakan berbagai sebab.
Untuk itulah langkah sinergi semua pihak untuk saling mendukung ke arah pemulihan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Sumut yang bermartabat sangat diperlukan. Untuk mengairahkan ekonomi, Pemprov Sumut juga telah menyiapkan stimulus ekonomi bagi sektor UMKM untuk mengatasi dampak Covid-19. Pemprov Sumut telah mengalokasikan anggaran stimulus ekonomi Rp10 miliar atau 1,9% dari hasil refocusing anggaran tahap pertama di APBD 2020 sebesar Rp502,1 miliar. Penyalurannya juga telah dilakukan ke kabupaten/kota yang ada di Sumut. Begitu juga program stimulus ekonomi pada refocusing di tahap dua dan tiga. Bukan hanya UMKM, sektor pertanian dan perternak juga dibantu Gubernur Sumut untuk memulihkan kembali ekonomi Sumut. Semuanya dilakukan agar masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi saat ini.**