Reward dan Punishment, Mana Yang Lebih Memotivasi Pecandu Narkoba<br>di IPWL Yayasan Nazar?

photo author
- Rabu, 1 Juni 2022 | 12:40 WIB

Dalam hal ini, proses intervensi diberikan kepada residen primary case. Adapun tahapan intervensi yang dilakukan adalah tahapan Case work (Skidmore dalam Adi, 2013).

  1. Engagement,yaitu suatu tahap pendekatan dengan residen. Pendekatan ini dilakukan oleh praktikan agar nantinya pada saat melakukan intervensi, Residen merasa nyaman atau tidak merasa canggung, Sehingga hal ini dapat mempermudah praktikan untuk menggali suatu permasalahan yang dialami oleh residen di IPWL Yayasan Nazar.
  2. Assessment, yaitu proses penggalian masalah residen. Metode yang digunakan adalah Sesi diskusi. Praktikan memberikan beberapa pertanyaan kepada residen yaitu “Apa hal-hal yang paling membuat jenuh selama menjalani rehabilitasi?”. Jawaban setiap residen dominan mengatakan, bahwa mereka merasa jenuh ketika menjalani rehabilitasi. Dari jawaban yang sudah diberikan, jawaban yang paling banyak disepakati oleh residen sebagai hal yang paling membuat jenuh adalah karena mereka memikirkan kapan bisa keluar dari panti rehab. Lalu jawaban berikutnya yang paling banyak disetujui adalah karena kegiatan yang monoton dan yang terakhir yaitu, Residen merasa jika melakukan kesalahan pasti diberikan Punishment, tetapi kenapa Reward jarang diberikan kepada kami jika kami melakukan sesuatu dengan baik. Kalau tidak seimbang bro antara punnisment dan reward kami semakin lama akan semakin jenuh bro.
  3. Perencanaan, tahap ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan direktif. Dalam pendekatan direktif, pihak yang paling berperan dalam merumuskan perencanaan adalah praktikan. Karena itu perencanaan yang dibuat oleh praktikan adalah sesuai dengan pokok permasalahan yang harus diatasi dari sudut pandang praktikan, bukan sudut pandang residen. Dalam hal ini, praktikan melihat bahwa hal sebenarnya yang membuat residen jenuh menjalani rehabilitasi adalah karena kegiatan yang monoton. Jadi, praktikan memutuskan untuk membuat berbagai macam kegiatan untuk residen seperti seminar, Seminar ini bukan seminar seperti biasanya, Praktikan sadar bahwa sesi seminar adalah sesi yang paling membuat residen cepat bosan. Jadi praktikan mencoba membawakan seminar dengan cara yang berbeda, yaitu praktikan memberikan reward kepada semua peserta seminar, tetapi dengan syarat harus aktif dalam seminar dan focus mengikuti seminar. Praktikan juga membuat sebuah kegiatan perlombaan. Didalam perlombaan ini menang-kalah juga dapat hadiah, Hal ini dilakukan oleh praktikan agar residen tidak merasa kecil hati ketika dirinya kalah dalam perlombaan dan bertujuan juga untuk tetap menjaga kekompakan antar residen.
  4. Pengimplementasian rencana. Sesuai dengan apa yang sudah disebutkan pada tahap perencanaan, praktikan melakukan suatu kegiatan tersebut dengan meminta izin terlebih dahulu kepada program manager. Dalam pengimpementasian nya, Hal yang dikatakan oleh residen pada saat Assesment benar adanya, bahwa ketika mereka mendengar adanya reward yang akan diberikan, mereka sangat semangat untuk mengikuti kegiatan yang dibawakan oleh praktikan, mereka begitu aktif dalam mengikuti seminar. Begitu juga dengan sesi perlombaan, Perlombaan yang dilakukan adalah permainan-permainan untuk melatih konsentrasi,kekompakan dan permainan untuk seru-seruan tentu saja berhadiah
  5. Evaluasi, Hal ini dilakukan praktikan agar menilai sejauh mana keberhasilan program yang dibuat oleh praktikaan, Praktikan juga bertanya kepada residen, Bagaimana perasaan nya setelah program tersebut dilakukan, Praktikan juga tak sungkan dan malu untuk bertanya pendapat atau ide residen agar kedepannya program yang dibuat oleh praktikan jauh lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan oleh residen. Hal ini dilakukan oleh praktikan untuk membangkitkan rasa kepercayaan diri residen dan membuat dirinya merasa diperlukan, karena diberikan kesempatan untuk menuangkan ide-ide yang dimilikinya
  6. Terminasi, Terakhir, praktikan melakukan pemutusan hubungan dengan klien, dalam hal ini adalah residen yang menjadi sasaran intervensi. Terminasi dilakukan dengan saling menyampaikan pesan, kesan, dan harapan, baik dari praktikan kepada residen, begitu pula sebaliknya. 

Pemberian reward dan punishment yang seimbang kepada residen dalam melakukan intervensi, ternyata telah meningkatkan motivasi mereka dalam menjalani keseharian di panti rehab.

Mereka kini tidak melulu memikirkan kapan akan keluar dari panti rehab. Justru yang mereka nantikan adalah kapan jadwal acara-acara berikutnya, yang ada pemberian reward, sehingga mereka bisa berkompetisi untuk mendapatkan reward tersebut.

Pemberian reward dan punishment ini tentunya merupakan pemicu awal agar mereka tetap semangat dalam menjalani pengobatan di panti rehab dan dapat sembuh seutuhnya. Hasil akhir yang diharapkan tentunya adalah, pada masa mendatang para residen tetap termotivasi untuk sembuh, bahagia menjalani keseharian di panti rehab, meskipun tanpa reward dan punishment.

Melakukan praktik kerja lapangan di IPWL Yayasan Nazar merupakan suatu pengalaman yang berharga bagi praktikan. Ada banyak hal yang menjadi pelajaran bagi praktikan. Besar harapan praktikan agar setiap residen yang sedang menjalani pemulihan di IPWL Yayasan Nazar dapat menjalaninya dengan baik dan dapat mempertahankan pemulihan itu saat sudah selesai menjalani pemulihan di IPWL Yayasan Nazar (tidak mengalami relapse).

Bagi para pembaca tulisan ini yang memiliki keluarga atau kenalan yang sedang mengalami kecanduan terhadap narkotika, segera bawa mereka ke pihak-pihak yang dapat membantu mereka untuk pulih sebelum terlambat. Jangan malu dan jangan takut untuk direhabilitasi, karena semua identitas residen dijamin keamanannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

PTPN1 Regional 1 Sembelih 13 Lembu, 4 Kambing

Minggu, 8 Juni 2025 | 06:46 WIB
X