Bahaya Penyakit Sifilis, Meningkat Sampai 70 Persen

photo author
- Sabtu, 13 Mei 2023 | 13:41 WIB
Gambar ilustrasi (Realitasonline.id/dok)
Gambar ilustrasi (Realitasonline.id/dok)

Jakarta - realitasonline.id | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kondisi terbaru kasus penyakit menular seksual di Indonesia. Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, menyebutkan bahwa kasus sifilis atau raja singa meningkat hampir 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yakni 2018 sampai 2022 kemarin.

"Dari 12 ribu kasus menjadi 21 ribu kasus saat ini," ungkapnya, dalam konferensi pers daring pada Senin (8/5/2023) lalu.

Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya di alat kelamin, rektum atau mulut. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.

 

Baca Juga: SSFC Sponsori Jeka Fighting Show Ciptakan Atlet Berprestasi

 

Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini. Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.

Jalur penularan sifilis pada anak
Ada tiga kemungkinan anak tertular penyakit menular seksual, yakni saat dalam kandungan, saat proses melahirkan, dan saat proses menyusui.

Penularan penyakit raja singa atau sifilis dari jalur ibu ke anak menyumbang persentase yang cukup tinggi, yakni sebesar 69 hingga 80 persen. Umumnya, risiko yang akan terjadi pada bayi berupa risiko abortus alias keguguran, anak lahir mati, atau sifilis kongenital alias sifilis bawaan pada bayi baru lahir.

 

Baca Juga: Polres Padang Sidempuan Gagalkan Transaksi Narkoba dari 2 Pemuda ini

 

dr. Syahril mengatakan bahwa hingga saat ini, hanya sekitar 40 persen ibu hamil penderita sifilis yang sudah diobati. Ia mengatakan, rendahnya angka pasien yang diobati karena faktor suami yang tidak mengizinkan istri untuk tes sifilis dan stigma masyarakat.

"Ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, hanya di kisaran 40 persen. Nah, sisanya alias 60 persen tidak mendapatkan pengobatan sehingga berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan," ujar dr. Syahril

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ilham Aga Putra Lubis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PTPN1 Regional 1 Sembelih 13 Lembu, 4 Kambing

Minggu, 8 Juni 2025 | 06:46 WIB
X