"Dari kejauhan, [nyamuk betina] melihat tanda pada karbon dioksida yang kita [manusia] hembuskan dalam bentuk dari tubuh kita," terang Profesor Michael.
Baca Juga: Aksi Heroik Polisi Selamatkan Pria Paruh Baya Bergelantung di Lantai 3 Ruko Padangsidimpuan
"Karbon dioksida merangsang nyamuk betina untuk mulai mencari inang, terbang bolak-balik mengikuti gradien konsentrasi kembali ke sumbernya," tambahnya.
Nyamuk tersebut mendeteksi manusia melalui panas tubuh dan karbon dioksida pada tubuh manusia.
Nyamuk betina menggunakan sensor panas di kakinya untuk menentukan apakah itu manusia, atau hewan yang mengandung darah. (TRI)