Sementara itu, wilayah lainnya terjadi kemarau berkepanjangan sampai membuat sawah, ladang, dan sumber air mengering.
Peningkatkan suhu ekstrem disertai paparan sinar berlebihan tak jarang juga meningkatkan kejadian kulit terbakar matahari (sun burning).
4. Demam berdarah dengue dan malaria
Perubahan iklim yang berdampak pada cuaca ekstrim bisa menyebabkan peningkatan intensitas hujan disertai angin kencang dan banjir.
Baca Juga: Polres Tapsel Amankan Puluhan Pucuk Senjata Dari Berbagai Lokasi, Resahkan warga
Kondisi ini bisa menyebabkan lingkungan jadi tempat ideal untuk nyamuk berkembang biak, termasuk nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) dan malaria.
Dengan kondisi perubahan iklim ini, wabah penyakit malaria dan DBD semakin banyak.
5. Infeksi saluran pernapasan akut dan Pneumonia
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran napas, mulai dari hidung sampai alveoli paru-paru. ISPA yang berkepanjangan dapat berkembang menjadi pneumonia.
Peningkatan suhu bumi secara global karena perubahan iklim dapat menyebabkan kebakaran semak dan hutan. Kondisi ini dapat memicu bencana asap dan meningkatkan risiko penyakit ISPA sampai pneumonia.
Baca Juga: Getaran Gempa Mentawai 7,3 SR Sontakkan Warga Kota Padangsidempuan
6. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dilansir dari buku Dampak Perubahan Iklim Sektor Kesehatan Berbasis Bukti di Indonesia, perubahan iklim bisa membuat suhu rendah, kelembapan udara menurun, dan lebih berangin.
Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan risiko penularan TBC.
7. Diare