• Sabtu, 30 September 2023

Nggak Nyangka, Sebab Malaysia Alami Panic Buying Air Mineral hanya karena Pemadaman, kok Bisa?

- Selasa, 23 Mei 2023 | 06:29 WIB
Panic buying Malaysia (Realitasonline.id/ tl)
Panic buying Malaysia (Realitasonline.id/ tl)

Realitasonline.id | Orang Malaysia panik membeli air minum dari supermarket. Berdasarkan video viral yang beredar di media sosial, warga setempat berkumpul untuk membeli persediaan air minum di supermarket.

Menurut The Star, "panic buying" ini terjadi akibat pemadaman air di beberapa wilayah Malaysia.

Gangguan tersebut diduga akibat turunnya muka air secara tiba-tiba di Sungai Muda yang berdampak pada produksi air di Instalasi Pengolahan (WTP) Sungai Dua.

Baca Juga: Manjakan Content Creator, Elon Musk: Pengguna Twitter Blue Bisa Upload Video Durasi 2 Jam

Akibatnya, banyak warga setempat yang panik dan menyerbu air minum di supermarket untuk menyiapkan air yang cukup untuk bertahan hidup dan menjaga kebersihan diri hingga masalah air teratasi.

Ketua Menteri Chow Kon Yeow menyarankan penduduk Penang untuk menghemat air.

Adapun Bendungan Ayer Itam, airnya hanya cukup untuk warga setempat selama 120 hari.

Seruan ini menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang merasa harus membeli air minum karena alasan keamanan.

Baca Juga: Heboh, Emak-Emak Bawa Anak Ikuti Pencanangan Sub PIN Polio Balita di Tapsel Sumatera Utara

“Konsumsi air harian per kapita Penang naik menjadi lebih dari 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Untuk mengekang pemborosan air, tarif harus dinaikkan,” kata Dr. Chan Ngai Weng, direktur Penang Water Watch ditulis The Star. 

Meski pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan juga terdampak dan tidak bisa membuka tokonya. Ini karena mereka tidak bisa menyiapkan makanan tanpa air sehari sebelumnya.

Kerusakan ini diduga disebabkan oleh kegagalan sensor di pintu gerbang Bendungan Sungai Muda.

Menurut Chan, seharusnya ada peringatan otomatis jika terjadi malfungsi pada sensor.

“Komputer tidak membuat kesalahan. "Pihak berwenang harus memeriksa apakah alarm dimatikan, apakah perintah yang diberikan salah, atau apakah ada virus dalam program tersebut," kata Chang.

Halaman:

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Terkini

BRI Lima Puluh Bayar Klaim Asuransi BRI life

Sabtu, 12 Agustus 2023 | 09:30 WIB

Telkom: PaDi UMKM Perluas Jaringan Pasar ke BUMN

Sabtu, 5 Agustus 2023 | 14:30 WIB

Bio Farma dan MSD Luncurkan NUSAGARD

Sabtu, 5 Agustus 2023 | 07:30 WIB
X