“Tempat lain tidak ada masalah, BBM sangat mudah didapatkan masyarakat. Sementara di Barsela sangat susah,” katanya.
Tanpa bermaksud menyudutkan pihak manapun, Munir Ubit hanya ingin publik melihat fakta di lapangan.
Dengan langkanya BBM di wilayah Barsela, yang berbanding terbalik dengan wilayah pantai Timur Utara Aceh, itu menandakan pihak Pertamina dan Pemprov Aceh, seakan menganak tirikan masyarakat Barsela.
“Kebijakan itu sudah bertentangan dengan sila kelima Pancasila ‘Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia’. Pertanyaannya, Apakah Pertamina dan Pemprov Aceh mengerti akan Pancasila dan mengamalkannya,” tegasnya.
Baca Juga: Direktorat P2Humas Dengan DJP Sumatera Utara 1 Gelar Forum Edukasi Perpajakan 2023
Dikatakan, dari hasil penelusuran pihaknya selaku Ketua Organda Abdya, juga selaku anggota dewan ke sejumlah SPBU, bahwa sulitnya masyarakat mendapatkan BBM dimaksud dikarenakan, Pertamina sudah mengurangi jumlah quota untuk SPBU, khususnya SPBU yang ada di Abdya.
Imbasnya, jumlah kebutuhan BBM konsumen dengan jumlah ketersediaan BBM di SPBU, tidak sepadan, yang mengakibatkan konsumen dikorbankan.
“Beberapa petugas SPBU yang kita tanyai, mereka mengaku quota sudah dikurangi pihak Pertamina. Akibatnya, beginilah. Kita juga mengetuk hati Pemerintah, agar jangan menutup mata dengan kondisi saat ini,” tandasnya. (ZAL)