Realitasonline.id - Medan | Rintik gerimis menempel di baju seperti titik-titik tinta di atas kertas ikut masuk ke kelas. Ruang masih hening para siswa masih terhitung jari sepuluh. Pagi basah. Satu persatu siswa mengisi dan menyusul kursi leter U. Kelas akan segera dimulai.
Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) 2024 Sumut diikuti oleh 40 siswa dilaksanakan di Grand Inna Medan, hotel sepuh di Sumatera Utara. Lima hari terlewati. Lelah, letih, bosan, campur aduk, antusias tertulis di wajah para siswa yang terdiri dari para wartawan muda dan mahasiswa pers kampus.
Kelas dimulai. Aqua Dwipayana namanya. Seorang motivator, pakar komunikasi dan jebolan wartawan. Pak Aqua, begitu ia disapa. Mengawali kelas pagi Kamis (26/9/2024) dengan menghidupkan keran air panas, sehingga para siswa terbelalak melihat dan mendengar titahnya. Materinya sangat erat dengan pekerjaan wartawan yakni “Membangun Jaringan Kerja Wartawan yang Berintegritas”.
Baca Juga: Wartawan yang Memecat Dirinya Sendiri
“Kalau tanya jawab, jangan ragu-ragu untuk bertanya atau memberikan pendapat, tapi jangan sekali-sekali menguji pembicaranya. Kadang-kadang kita ini merasa hebat, merasa pintar, padahal dia nggak ada apa-apanya,” kata Aqua memberi warning ke para siswa.
Aqua mengisahkan pengalamannya di depan siswa berpangkat mayor dan letkol di Jakarta. Tiba-tiba seorang siswa bertanya, tapi justru Aqua tak serta merta mempersilakannya. Seorang siswa tersebut pun komplain kalau Aqua tak layak menjadi pembicara hanya karena Aqua dinilai tak terkenal.
Baca Juga: LPM Dinamika UIN SU Undang Iin Prasetyo Editor Realitas Online Bicara Manajemen Redaksi