Oknum Polrestabes Medan Diduga Salah Tangkap Orang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Sumut Mengaku Dianiaya dan Diancam Tembak

photo author
- Minggu, 3 November 2024 | 11:15 WIB
Muhammad Fiqri, warga Dusun IV Desa Tanjung Selamat, yang menjadi salah tangkap orang yan diduga dilakukan oknum Polresta Medan. (Realitasonline.id/Dok)
Muhammad Fiqri, warga Dusun IV Desa Tanjung Selamat, yang menjadi salah tangkap orang yan diduga dilakukan oknum Polresta Medan. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - MEDAN | Warga Dusun IV Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Sumatera Utara, Muhammad Fiqri menjadi korban salah tangkap.

Nasib sial yang dialami warga Dusun IV ini diduga dilakukan oknum personil Polrestabes Medan.

Muhammad Fiqri mengaku dianiaya hingga babak belur, bahkan diancam tembak agar mau mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Dunia Sedang Tak Baik, Ini Tantangan Berat Prabowo-Gibran Hadapi Perubahan Iklim: Mampukah Energi Terbarukan Jadi Solusi?

Dia pun dipaksa mengaku ikut terlibat dalam pertikaian berdarah yang terjadi di Jalan Selambo Desa Amplas Percut Sei Tuan Deli Serdang pada Selasa (22/10/2024) dini hari lalu.

Padahal, ketika peristiwa bentrokan yang melibatkan Genk motor dengan warga dan menewaskan dua orang tersebut, pemuda ini sedang berada di rumah orangtuanya.

Fiqri tidak ada melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari. Karena pemuda ini diketahui harus membantu orangtuanya untuk mengantarkan dagangan tahu ke Desa Tembung dan Lubuk Pakam esok paginya.

“Saya sedih melihat kondisi anak saya yang salah tangkap dan digebuki dengan mata ditutup," ujar Muhammad Effendi, orangtua dari Muhammad Fiqri, Selasa 29/10/2024.

Baca Juga: Tom Lembong Tuai Sorotan Usai Jadi Tersangka Kasus Impor Gula, Begini Sorotan Netizen hingga Kedekatannya dengan Jokowi

"Tidak hanya itu, pistol diarahkan dan ditembak ke lantai persis di samping kaki anak saya hingga beberapa kali anak saya agar mau mengaku terlibat genk motor di Selambo. Apa kaitan anak saya dengan bentrok di Selambo Desa Amplas,” kata Muhammad Efendi.

Muhammad Efendi menyebut penangkapan terhadap anaknya membuktikan kinerja personil Polrestabes Medan tidak professional selaku pengayom masyarakat.

Seharusnya tegas Efendi, Polisi memanggil dirinya selaku orangtua Fiqri dan memanggil saksi-saksi yang bisa membuktikan bahwa anaknya sama sekali tidak terlibat bentrok di Selambo.

Pada saat kejadian, anak saya tidur di rumah. Ada bukti CCTV lengkap untuk menjadi barang bukti guna disinkronkan dengan peristiwa bentrok di Selambo.

Tetapi mirisnya, Polisi langsung menangkap anak saya, padahal tidak ada terlibat bentrok di Selambo, ungkapnya dengan nada sedih.

Dia menduga pihak Kepolisian hanya mencari pencitraan saja seolah-olah telah berhasil membekuk para tersangka kasus bentrokan di Selambo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X