Realitasonline.id-Jakarta | Seorang bocah berusia 5 tahun di Jakarta Timur ditemukan tewas usai diduga menjadi korban rudapaksa yang dilakukan oleh ayah kandungnya.
Kejadian ayah perkosa anak ini terungkap setelah korban mengalami demam dan kondisi tubuhnya semakin melemah sebelum akhirnya meninggal dunia. Korban pun sempat mengeluhkan rasa sakit pada bagian kemaluannya.
Polisi yang menerima laporan tentang peristiwa tersebut langsung melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku, yang kini harus menghadapi hukuman atas perbuatannya.
Kejadian ini bermula pada awal Desember 2024, ketika korban yang sedang demam dan dalam kondisi tubuh lemah ditemukan oleh keluarga dengan gejala mencurigakan.
Setelah dibawa ke rumah sakit, bocah malang ini dinyatakan meninggal dunia. Petugas medis kemudian menemukan bahwa penyebab kematian korban adalah akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah kandungnya.
Baca Juga: PLN ULP Padangsidimpuan Kota Siaga Jaga Keandalan Pasokan Listrik Selama Nataru
Sebelumnya, tante korban, E (38), baru mengetahui ada kejanggalan kematian A setelah diberitahu oleh dokter.
"Awalnya sakitnya itu memang batuk sama hangat, itu pas hari Kamis minggu kemarin, terus malam dikasih obat sama ibu (nenek A) paginya itu buang-buang air," ujar dia.
"Ada visum dari Rumah Sakit Pasar Rebo, di situ katanya, ada sesuatu yang janggal. Infeksinya itu bukan dari ruang pampers atau terkena kuku ya. Memang ada kejanggalan, seperti dirudapaksa," tambahnya.
Atas kejadian ini, jenazah bocah 5 tahun tersebut dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dan autopsi. Dari hasil autopsi, ditemukan bukti kekerasan fisik pada bagian tubuh bocah tersebut.
“Iya kekerasan fisik,” kata Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Heru Wijatmoko saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, (6/12).
Namun, Hery tidak bersedia mengungkapkan lokasi luka pada tubuh korban. Ia hanya menyatakan bahwa timnya masih mendalami penyebab kematian balita tersebut.
Baca Juga: Petugas Tol Tomang Peras Pengendara Motor yang Tersasar hingga Rp500.000
“Sekarang ini sedang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan sebab kematian. Dan, temuan lainnya dikonfirmasi dengan pemeriksaan yang lain,” ungkapnya.