Realitasonline.id - BATAM | BNN (Badan Narkotika Nasional) terus mengejar Dewi Astutik (DA).
DA, seorang perempuan asal Jawa Timur yang kini menjadi target utama BNN RI.
Ia diduga sebagai otak jaringan internasional penyelundupan narkoba melalui jalur laut, termasuk kasus terbesar baru-baru ini di Kepulauan Riau (Kepri).
Dewi Astuti masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) BNN setelah terlibat dalam penyelundupan heroin 2,76 kilogram pada September 2024.
Kasus ini terungkap saat Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap seorang kurir berinisial ZM yang membawa heroin tersembunyi di dinding koper.
Dari pengakuan ZM, BNN menelusuri jaringan hingga menemukan keterlibatan AH yang memerintahkan pengambilan heroin dari Dewi Astuti di Kamboja.
AH kemudian ditangkap di Kota Medan Sumatera Utara.
Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom mengungkap bahwa Dewi Astuti telah lama termonitor dalam perdagangan narkoba internasional.
Ia aktif beroperasi di kawasan Golden Triangle (Laos, Myanmar, Thailand) yang dikenal sebagai pusat produksi opium dan heroin terbesar di Asia Tenggara.
"Dia (Dewi Astuti) adalah WNI yang bergabung dengan jaringan Afrika. Kemungkinan besar, pelaku yang ditangkap di Adis Ababa Ethiopia adalah bagian dari sindikatnya," jelas Marthinus.
BNN telah mengajukan Red Notice ke Interpol untuk menangkap Dewi Astuti, menjadikannya target buruan polisi internasional.
Baru-baru ini BNN bersama Bea Cukai Kepri dan TNI AL menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu-sabu di Pelabuhan Bea Cukai Kepri.
Kapal Sea Dragon Tarawa diduga kuat merupakan bagian dari jaringan Dewi Astuti.