Realitasonline.id | Baru-baru ini ramai di media sosial penampakan majalah lawas yang memberitakan tentang Pondok Pesantren Al Zaytun.
Majalah itu mengunggah beberapa foto Al Zaytun. Selain itu, beberapa konten juga membahas tentang keluarga Cendana dan Menteri Penerangan di era Soeharto.
Nampaknya Soeharto ikut campur dalam pembangunan pondok pesantren Al Zaytun atau Ma'had Al Zaytun.
Baca Juga: Viral Resepsi Pernikahan Anjing di Hotel Mewah Netizen : Ini Sultan Sesungguhnya
Karena pesantren itu bernama Al Zaytun Suharto. Konon Soeharto menyetujui penggunaan namanya oleh pesantren karena Soeharto setuju karena nantinya pesantren Al Zaytun akan menjadi tempat pendidikan masa depan.
Dalam judul berita Al Zaytun Lembaga yang Terbuka, Syekh AS Panji Gumilang menyampaikan bahwa Al Zaytun merupakan lembaga pendidikan yang terbuka untuk masyarakat.
Yang menjadi sorotan ketika pada majalah terdapat kutipan yang mengatakan bahwa Al Zaytun menerima pelajar non muslim.
Baca Juga: Anak tak Mau Masuk Pesantren? Orang Tua Harus Amalkan Doa ini, Insyaallah Jadi Betah
Jadi tidak hanya muslim saja yang bisa bersekolah di pesantren muslim, tapi non muslim juga bisa belajar di sana.
"Tidak ada konsep Muslim dan non-Muslim. Al Zaytun menerima orang." "Masyarakat berbeda agama," kata Panji Gumilang dalam keterangan surat kabar yang dikutip Senin, 17 Juli 2023.
Ketika ditanya apa yang terjadi ketika non-Muslim datang ke pesantren Muslim? Panji mengatakan, mahasiswa nonmuslim untuk dikirim ke Al Zaytun.
Baca Juga: Mario Teguh Bereaksi Balik Lapor, Usai Dituduh Dugaan Penipuan dan Penggelapan Rp 5 Miliar
“Jangan dikalaukan. Hantarkan ke sini akan saya terima. Anda hantar ke sini dari Singapura yang beragama Budha, kami terima. Mengapa harus tidak diterima? Tapi kalau masih ‘kalau’ jangan. Hantar saja ke sini tidak usai pakai ‘kalau’,” imbuhnya.
Sementara itu, Harmoko Menteri Penerangan era H.M Soeharto mengatakan, nantinya menteri-menteri di Indonesia harus dari Al Zaytun, bahkan presidennya.