Padahal sejak proyek irigasi itu dilaksanakan, sejumlah masyarakat sudah melakukan peralihan tanaman dari sawit ke persawahan. Sediktnya ada 100 hektar tanah masyarakat yang dulunya menanam sawit sudah dijadikan areal persawahan.
Baca Juga: Truk Getah Pinus Distop Anggota Ormas, Ketua PKN Dihajar Kungfu Sipayung
Disebabkan air irigas belum sampai ke persawahan akhirnya masyarakat hanya gigit jari, bahkan kupingnya sudah sangat tebal, karena setiap bertemu masyarakat terus mempertanyakan perkembangan pembangunan irigasi itu.
Diatakannya, jika proyek saluran suplesi dilanjutkan, Sungai Bunut akan dinormalisasi, dilebarkan dan ditanggul kanan kirinya sepanjang 24 KM. Outcome dari pekerjaan tersebut, selain menambah debit air menuju Rawang Panca Arga, juga akan mampu mengendalikan banjir Sungai Bunut yang selama ini terjadi setiap musim hujan.
Baca Juga: Waterpark Simalungun Fantasi Tingkatkan Geliat Ekonomi Sektor Wisata, Tentunya Bupati Mendukung
Terhadap proyek pengembangan Sistem Irigasi Asahan di wilayah Sungai Kepayang, diperkirakan akan mampu mengairi 40 ribu hektar lahan pertanian. Meskipun semua tahapan perencanaan sudah dilakukan, mulai Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM), pengukuran, bahkan telah memililki Detail Engineering Design (DED), namun sampai saat ini belum diketahui nasibnya.
Pengembangan sistem irigasi Asahan itu, akan mampu mengairi seluruh lahan pertanian di Sei Kepayang dan juga Padang Mahondang dan Aek Kuasan.
Hasil pantauan LSM Wahana Masyarakat Aliran Sungai (Wamas) baru-baru ini, masyarakat di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang mengalami kekeringan, karena musim kemarau yang sangat ekstrim.
Baca Juga: Pembeli Kavlingan Koperasi USU Laporkan Penggarap ke Polda Sumut, Gegara Apa?
Bahkan air pasang tidak mampu mengairi persawahan, hingga dilakukan pompanisasi atas bantuan PT IPS. “Kalau rencana proyek irigasi yang dilaksanakan pemerintah ini terlaksana, mungkin kekeringan tidak terjadi, mengingat sumber air dari Sunagi Asahan sangat melimpah,” ungkap Ketua Wamas Awaluddin. (HS)