Masalah ini bisa membuat lansia merasa emosional tidak stabil, mudah tersinggung, khawatir, frustasi, tidak bahagia, merasa kehilangan, dan merasa tidak berharga.
Lansia yang mengalami masalahseperti ini termasuk kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, psikosis atau kecanduan narkoba.
Salah satu masalah yang sering dialami lansia adalah depresi. Depresi adalah suasana hati emosional yang biasanya ditandai dengan perasaan sedih, apatis, pesimisme dan kesepian yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Depresi biasanya muncul ketika seseorang terus menerus merasa stres, hidup penuh masalah, kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang akhirnya dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dan perasaan putus asa.
WHO mengatakan bahwa tingkat depresi pada lansia biasanya berkisar antara 10% hingga 20%.
Di Amerika Serikat, hampir 5 juta dari 31 juta orang yang berusia 65 tahun ke atas mengalami gejala depresi, sekitar 13%.
Di antara lansia Amerika, 8,1% mengalami depresi berat, 14,1% mengalami depresi ringan dan lebih dari 24% menderita depresi karena masalah kesehatan seperti kegagalan organ, stroke, atau kehilangan penglihatan.
Prevalensi depresi pada lansia di beberapa negara Asia berbeda-beda, misalnya 29,0% di beberapa negara, 17,2% di Vietnam, 30,3% di Jepang dan yang tertinggi adalah 33,8% di Indonesia.
Dalam jurnal Maulina (2019) diteliti bahwa cara mengatasi depresi pada lansia adalah dengan terapi, seperti Life Review Therapy, yang menggunakan kisah hidup seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan
psikologis.
Terapi ini bertujuan membuat lansia memikirkan masa lalu dan memungkinkan mereka menyatakan lebih banyak tentang kehidupan mereka kepada staf perawatan atau terapis.
Sudah banyak dilakukan penelitian tentang life review therapy dan terbukti mampu menurunkan depresi pada lansia. Penelitian Tampubolon dkk (2023) menemukan bahwa life review therapy pada 30 lansia dapat mengurangi tingkat depresi.
Sebelum terapi, rata-rata skor depresi lansia adalah 7.20 dengan standar deviasi 2.592, sedangkan setelah terapi menjadi 4.13 dengan standar deviasi 2.825.
Baca Juga: SAH! TikTok Shop Bekerja Sama dengan Gup GoTo Dibawah Naungan PT Tokepedia, Besok Mulai Uji Coba