Oleh Dr Siti Zahara Nasution SKp MNS dan Dina Ayudia Rahma SKep Ners
Selama bertahun-tahun kemotrapi telah menjadi salah satu pengobatan utama untuk pengobatan pasien kanker.
Pengobatan ini sering menyebabkan efek samping yang cukup mengejutkan bagi pasien kanker karena salah satunya efeknya adalah kelelahan dari tingkat sedang-berat, meskipun terbukti bahwa pengobatan tersebut efektif dalam pengobatan proses menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel sel kanker.
Artikel ini akan membahas tentang kemoterapi dan mengungkap bagaimana kelelahan menjadi salah satu efek dari terapi kemoterapi di perjalanan pasien kanker penggunaan obat obat khusus untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel sel kanker disebut terapi kemoterapi.
Obat-obatan khusus ini menyebar ke seluruh tubuh melalui infus atau konsumsi obat oral dan menghancurkan sel-sel kanker yang sudah tumbuh di dalam tubuh penderitanya.
Sayangnya, obat-obatan tersebut juga mempengaruhi sel-sel sehat yang sering kali menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Salah satu efek samping yang paling sering dikeluhkan pasien kanker adalah kelelahan.
Kelelahan pada pasien kanker dapat terjadi secara bertahap atau langsung setelah menjalani terapi kemoterapi.
Hasil penelitian dari Fransiska menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kelelahan sebesar 73% setelah menjalani kemoterapi, yang merupakan salah satu dampak fisik dari pengobatan tersebut.
Pasien sering menggambarkan kelelahan ini sebagai sesuatu yang jauh lebih parah dari pada kelelahan biasa.
Bahkan setelah beristirahat cukup, mereka masih saja merasakan kelelahan seperti tidak memiliki energi.
Efek dari kelelelahan ini akan mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker secara signifikan karena kelelahan yang pasien kanker alami menghambat kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.