Oleh: Dr Siti Zahara Nst SKep MNS & Lia Debora Manihuruk Skep Ns.(Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU)
HIV (Human Immunodeficiency virus) merupakan suatu virus yang menyebabkan penyakit AIDS atau penyakit menular kelamin.
HIV dapat mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan dan pertahanan tubuh orang yang terinfeksi sehingga mempermudah untuk terkena penyakit yang dapat berakibat fatal bahkan sampai kematian (Black & Hawks, 2014; Kemenkes, 2016).
Diperkirakan penularan HIV/AIDS terjadi pada lima orang dalam satu menitnya.
Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, jarum suntik, transfusi darah, paparan cairan tubuh/darah.
Infeksi HIV paling banyak terjadi pada laki-laki pada usia 25-49 tahun dan perjalanan penyakit HIV berbeda-beda pada setiap orang.
Salah satu pengobatan dan pencegahan penyebaran HIV adalah obat antiretroviral (ARV) dengan menurunkan kecepatan virus HIV dalam darah, cairan sperma, cairan vagina dan cairan dubur (Roth et al., 2018).
ARV merupakan obat yang saat ini menjadi penolong bagi penderita HIV karena dapat meningkatkan kelangsungan hidup mereka.
Penyebab orang dengan HIV/AIDS tidak menggunakan layanan kesehatan untuk mengobati penyakit yang dideritanya adalah adanya perasaaan intimidasi dan perbedaan pelayanan yang didapatkan dari tenaga kesehatan dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perawatan yang diinginkan mereka karena identitasnya.
Oleh karena itu kasus HIV/AIDS di Indonesia terus bertambah, hal ini dapat dilihat dari hasil laporan BNN (badan narkotika negara) sepanjang 2022 didapat 62.856 penderita di indonesia.
Jenis penyebaran HIV Aids banyak disebabkan olehhubungan seksual bebas.
Beberapa tahun belakangan ini berubah menjadi penularan melalui jarum suntik pada pengguna narkoba (BNN,2022).
Secara keseluruhan jumlah HIV/AIDS dilaporkan sampai dengan Maret 2022 sebanyak 329.581 penderita(Kementrian kesehatan,2022).