Di Balik Layar: Lonjakan Penyakit Menular Seksual di Sumatera Utara

photo author
- Selasa, 4 Juni 2024 | 17:39 WIB
Penyakit Menular Seksual di Sumatera Utara. (Realitasonline.id/Dok)
Penyakit Menular Seksual di Sumatera Utara. (Realitasonline.id/Dok)

Penulis: Farah Darayana SKep Ns & Dr Evi Karota SKp MNS (Program Magister Ilmu Keperawatan USU)

Realitasonline.id| Sumatera Utara, menghadapi peningkatan signifikan dalam kasus penyakit menular seksual (PMS), yaitu infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Beberapa PMS dapat juga menyebar melalui kontak darah atau dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan, termasuk HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan klamidia.

Data Kementrian Kesehatan menunjukkan prevalensi Kasus gonore dan sifilis mengalami peningkatan signifikan sebesar 15% dari tahun sebelumnya.

Dari tahun 2016 hingga 2022, jumlah kasus meningkat dari 12.000 menjadi hampir 21.000, dengan rata-rata penambahan kasus baru antara 17.000 hingga 20.000 setiap tahun.

Baca Juga: Dijanjikan Proyek, Oknum Disdik Deli Serdang Haruskan Setor Fee Proyek 20 Persen

Terdapat 770 kasus sifilis di Sumatera Utara. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan angka kejadian 1200 kasus baru HIV pada tahun 2023 di Kota Medan.

Penyebaran penyakit menular seksual (PMS) di Sumatera Utara dipengaruhi oleh berbagai faktor utama.

Perilaku seksual berisiko seperti hubungan seksual tanpa kondom dan berganti-ganti pasangan tanpa proteksi menjadi penyebab peningkatan yang signifikan kasus PMS seperti HIV, gonore, dan klamidia.

Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang PMS, ditambah dengan stigma dan diskriminasi, membuat banyak orang enggan untuk memeriksakan diri atau membicarakan kesehatan seksual mereka, sehingga penularan tidak terdeteksi dan terus berlangsung.

Selain itu, akses terbatas ke layanan kesehatan, termasuk keterbatasan tes dan pengobatan serta biaya yang tinggi, menjadi hambatan bagi banyak orang untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Baca Juga: Oknum Dinas Pendidikan Deli Serdang Disebut Minta Fee Proyek Pembangunan Pagar SD Negeri Sebesar 20 Persen dari Rp100 Juta

Faktor-faktor sosial seperti penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi di kalangan pengguna narkoba dan aktivitas seksual komersial tanpa perlindungan yang memadai juga berkontribusi terhadap penyebaran PMS.

Faktor ekonomi dan demografi, seperti kemiskinan dan pendidikan rendah, serta urbanisasi yang padat, semakin memperparah situasi ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB
X