Kesehatan Dalam Perspektif Budaya Jawa

photo author
- Jumat, 11 Oktober 2024 | 09:28 WIB
Dani Ramadhani, S.Kep.,Ns. (Realitasonline.id/Dok)
Dani Ramadhani, S.Kep.,Ns. (Realitasonline.id/Dok)

Baca Juga: Pemilik Akun Media Sosial Dilaporkan Pendeta Nias Barat ke Polda Sumut

Jamu tidak hanya digunakan untuk mengobati penyakit, tetapi juga untuk menjaga kebugaran tubuh sehari-hari. Masyarakat Jawa sangat percaya pada kekuatan alam.

Mereka melihat alam sebagai sumber kesehatan, dan dengan menggunakan bahan-bahan alami, mereka bisa menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya, minum jamu kunyit asam untuk menjaga daya tahan tubuh atau jamu temulawak untuk menjaga kesehatan hati.

Selain itu, sebagian masyarakat Jawa juga masih sering pergi ke dukun atau orang pintar. Mereka percaya bahwa beberapa penyakit bukan hanya soal fisik, tapi juga terkait dengan hal-hal spiritual, seperti gangguan makhluk halus.

Dukun akan memberikan doa atau ritual untuk menyembuhkan penyakit yang dipercayai disebabkan oleh hal-hal sepertiitu. Seiring perkembangan zaman, masyarakat Jawa semakin terbuka terhadap pengobatanmedis modern.

Namun, yang menarik adalah adanya perpaduan antara pendekatan modern dan tradisional. Seperti pergi ke dokter atau rumah sakit. Namun, mereka tetap mempertahankan pengobatan tradisional.

Baca Juga: Bocah 2 Tahun yang Dilaporkan Hilang Ditemukan Nelayan Mengambang di Sungai Bilah Labuhanbatu Sumatera Utara

Sering kali, orang Jawa menggabungkan pengobatan medis modern dengan pengobatan tradisional atau spiritual. Misalnya, setelah berobat ke dokter, mereka juga akan minum jamu untuk mempercepat pemulihan, atau mengundang dukun untuk mendoakan kesembuhannya.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa fleksibel dan terbuka. Mereka tidak memandang pengobatan tradisional dan modern sebagai sesuatu yang saling bertentangan, tetapi sebagai dua hal yang bisa saling melengkapi. Dengan cara ini, mereka mendapatkan manfaat dari teknologi medis modern sambil tetap menjaga warisan budaya mereka.

Masyarakat Jawa dikenal dengan sifat santun dan halus dalam bertutur kata maupun berperilaku. Dalam budaya Jawa, menjaga emosi dan perilaku yang sopan adalah bagian penting dari menjaga kesehatan. Orang Jawa percaya bahwa ngono yo ngono, ning aja ngono (bersikaplah sewajarnya, tetapi jangan berlebihan).

Sikap ini mendorong orang untuk tetap tenang dan tidak mudah terbawa emosi, karena emosi yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.

Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan 2024, OJK Beri Edukasi Keuangan ke Masyarakat di Pulau Nias Sumatera Utara

Sikap ngeli (mengalir seperti air) juga diajarkan, di mana seseorang diharapkan bisa menerima segala tantangan hidup dengan lapang dada dan tidak menentang arus.

Ketenangan batin ini diyakini dapat membantu seseorang menjaga kesehatannya, baik secara mental maupun fisik.

Budaya Jawa menawarkan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana menjaga kesehatan secara menyeluruh. Dengan menekankan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan perasaan, serta menjaga hubungan yang baik dengan alam dan orang lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB
X